Mengapa Bakhmut Jadi Titik Pertempuran Penting dalam Perang Rusia vs Ukraina?
Bakhmut, yang pernah berpenduduk sekitar 70.000 orang, telah menyaksikan pertempuran sengit selama delapan bulan dalam perang Rusia vs Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Bakhmut telah menyaksikan beberapa pertempuran paling berdarah.
Baca juga: Joe Biden: Jet F-16 Tak Bisa Bantu Ukraina di Bakhmut, Ada Banyak Senjata Lain
Gambar perang parit berlumuran darah dibagikan di aplikasi perpesanan Telegram, dan “Bakhmut hold!” adalah slogan populer di media sosial.
Di sisi lain, Rusia membutuhkan kemenangan.
Setelah kemajuan awalnya di bulan-bulan pertama invasi skala penuhnya, serangan balasan Ukraina yang berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah dalam serangkaian kekalahan yang memalukan bagi pasukan Rusia.
Saat militer Rusia kehilangan muka, Grup Wagner bertempur untuk Bakhmut akhir tahun lalu.
Sejak itu, serangan Rusia di Bakhmut telah menjadi identik dengan kelompok tersebut.
Selama pertempuran, Wagner sempat kekurangan senjata dan amunisi.
Kepala suku Wagner, Yevgeny Prigozhin secara terbuka memarahi para pemimpin militer senior Rusia karena tidak menyediakan amunisi yang cukup untuk pasukannya.
Kemenangan Rusia di Bakhmut juga bisa dilihat sebagai kemenangan Prigozhin dan berpotensi meningkatkan posisinya di Kremlin.
Apa arti jatuhnya Bakhmut bagi Ukraina?
Berbicara pada Minggu (21/5/2023) di KTT Kelompok Tujuh (G7) di Hiroshima, Jepang, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kota itu telah "hancur total".
Pernyataan Zelensky menunjukkan bahwa potensi kekalahan akan diderita oleh Kyiv sebagai kemenangan dahsyat bagi Rusia.
Baca juga: Zelensky Bantah Kota Bakhmut Jatuh ke Tangan Rusia, Tegaskan Tentara Ukraina Terus Berjuang
Hilangnya kota itu bisa menimbulkan pukulan moral bagi Ukraina setelah berbulan-bulan pertempuran sengit.
Tidak diketahui persis berapa banyak tentara di kedua belah pihak yang tewas dalam konflik tersebut,