Profesor Yuying Tong: Keluarga tidak Lagi Menjadi Tujuan Terpenting Bagi Warga China
Profesor Yuying Tong menyebut keluarga tidak lagi menjadi tujuan terpenting yang menjadi fokus warga di sana'.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Ma mengklaim kehidupan 'Penghasilan Ganda Tanpa Anak' (DINK) yang dijalaninya bersama sang istri merupakan pilihan yang 'sangat keren'.
"Jika saya punya anak, saya akan memberikan yang terbaik untuk mereka, namun itu akan menurunkan kualitas hidup saya. Umumnya, adalah hal yang baik jika saya membelanjakan (semua uang saya) sebelum saya mati," tegas Ma.
Menurut lembaga penelitian China Yuwa Population Research, biaya membesarkan anak di China adalah yang tertinggi kedua di dunia dan 3,3 kali lebih mahal daripada membesarkan anak di Australia.
Orang tua Tionghoa juga biasanya menghabiskan banyak uang untuk memasukkan anak mereka agar dapat mengikuti ekstrakurikuler.
Hal itu untuk memastikan agar pengetahuan anak mereka tidak tertinggal dari teman sebayanya dan membantu anak mereka yang telah dewasa dalam membayar biaya perumahan, mobil dan pernikahan.
Biaya membesarkan anak di China telah membuat banyak anak muda mendiskusikan masalah ini di media sosial.
Mereka bahkan menuliskan postingan seperti 'anak-anak adalah penghancur uang' dan 'harga rumah adalah pil kontrasepsi terbaik'.
Penduduk kota Beijing, Four Wang (42) dan istrinya melihat bahwa keputusan itu terlalu berisiko.
Bagi penduduk Beijing, Four Wang (42) dan istrinya yang menganut sistem DINK dalam hidup mereka, perubahan kebijakan China dan dorongan untuk tingkat kelahiran yang lebih tinggi tidak banyak mengubah pikiran mereka.
"Kebijakan negara terus berubah, saat saya lahir, memiliki anak kedua adalah pemberontakan dan hal yang ilegal. Saya tidak tahu kebijakan seperti apa yang akan diberlakukan saat usia saya semakin tua," kata Wang.