Klaim Kuasai Bakhmut, Rusia Segera Dirikan Pemerintah Wilayah dan Hapus Ranjau
Rusia segera mendirikan pemerintah wilayah, mengevakuasi rakyat, dan menghapus ranjau di Kota Bakhmut setelah Wagner mengklaim merebut kota itu.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Rusia mulai bekerja di Kota Bakhmut, Ukraina, setelah mengklaim merebut seluruh kota itu.
Rusia juga mulai menyebar polisi untuk memeriksa seluruh Kota Bakhmut.
“Mulai hari ini, kami telah membawa Kementerian Dalam Negeri Federasi Rusia ke Artemovsk (Bakhmut),” kata Denis Pushilin, kepala wilayah Donetsk yang ditunjuk Rusia, Rabu (24/5/2023).
Ia mengatakan, polisi akan ditugaskan untuk mencari dan mengevakuasi warga sipil yang mungkin masih berada di kota.
Dia mencatat, Kementerian Situasi Darurat dan badan Rusia lainnya juga akan mulai beroperasi di Bakhmut setelah pekerjaan dasar diselesaikan.
"Setelah itu, pekerjaan penghapusan ranjau kota akan dimulai," katanya, dikutip dari RT.
Baca juga: Rebut Bakhmut, Wagner Kehilangan 20.000 Tentara Bayaran, Zelensky Sebut Bagai Pengeboman Hiroshina
Rusia Klaim Kuasai Bakhmut
Pada Sabtu (20/5/2023), bos perusahaan militer swasta Wagner, Yevgeny Prigozhin mengumumkan operasi untuk mengambil alih Bakhmut telah berakhir dan kota itu telah direbut sepenuhnya oleh Rusia.
"Hari ini, jam 12 siang, Bakhmut diambil habis-habisan," ujarnya, Sabtu (20/5/2023).
"Kami benar-benar mengambil seluruh kota, dari rumah ke rumah," katanya, dikutip dari Reuters.
Dia juga mengatakan, Grup Wagner akan tetap berada di Bakhmut hingga Kamis (25/5/2023).
Setelah itu, mereka akan menyerahkan kendali kota kepada Kementerian Pertahanan Rusia dan mengambil cuti untuk beristirahat dan berkumpul kembali.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi operasi untuk merebut kota tersebut telah berhasil dilakukan oleh PMC Wagner dengan dukungan artileri dan udara dari pasukan reguler Rusia.
Presiden Vladimir Putin telah mengucapkan selamat kepada prajurit Wagner dan pasukan militer Rusia atas keberhasilan mereka.
Ukraina sejauh ini menolak untuk mengakui kehilangan kota Bakhmut.
Kementerian Pertahanan Ukraina bersikeras dengan mengatakan pertempuran untuk kota Bakhmut masih berlangsung.
Namun, pada saat yang sama, penasihat senior Presiden Vladimir Zelensky, Mikhail Podoliak, pada Minggu (21/5/2023) bersumpah angkatan bersenjata Ukraina pasti akan merebut kembali kota Bakhmut.
Baca juga: Perang dengan Ukraina Masih Berlanjut, Rusia Klaim Kuasai Kota Bakhmut
Ukraina Pantang Menyerah
Wakil Menteri Pertahanan, Hanna Maliar mengatakan pasukan Rusia berusaha untuk memperkuat posisi mereka di sisi pinggiran Bakhmut.
"Rusia mengandalkan penembakan terus-menerus untuk mencapai tujuan ini," kata Hanna Maliar, Rabu (24/5/2023), dikutip dari Kyiv Independent.
Menurutnya, jumlah keseluruhan serangan Rusia telah menurun saat unit diganti.
Sementara itu, ia mengklaim pasukan Ukraina membuat kemajuan bertahap.
Pasukan Ukraina masih menguasai sebagian wilayah barat daya kota Bakhmut.
Kyiv Independent melaporkan pada 22 Mei 2023, Bakhmut secara efektif telah diduduki oleh pasukan Rusia, meski belum dikonfirmasi oleh pemerintah Ukraina.
Hal itu terbukti berdasarkan pernyataan resmi dan yang dibuat oleh tentara di lapangan kepada Kyiv Independent.
Namun, pasukan Ukraina masih terlibat dalam pertempuran di sekitar Bakhmut.
Baca juga: Mengapa Bakhmut Jadi Titik Pertempuran Penting dalam Perang Rusia vs Ukraina?
Kota Bakhmut
Bakhmut adalah sebuah kota pertambangan garam dengan populasi pra-perang mencapai 72.000.
Kota ini telah menjadi panggung pertempuran berdarah selama berbulan-bulan karena Bakhmut dipandang sebagai benteng strategis utama di wilayah Donetsk.
Pasukan Rusia hampir mengepungnya dan secara metodis mendorong Tentara Ukraina dari pinggiran barat.
Kota ini sebagian besar telah hancur selama pertempuran.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina