Mantan Presiden Rusia Sebut Konflik Ukraina Bisa Berlangsung Beberapa Dekade
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan konflik Ukraina dapat berlangsung selama beberapa dekade.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut konflik Ukraina dapat berlangsung selama beberapa dekade.
Pernyataan Medvedev dilontarkan ketika pejabat tinggi militer Amerika Serikat (AS) memperkirakan perang "tidak akan" dimenangkan oleh Rusia, jelas Al Jazeera.
Menurut komentar yang diterbitkan oleh kantor berita RIA Rusia pada Kamis (25/5/2023), Medvedev menggambarkan konflik yang sedang berlangsung yang melibatkan pertempuran bertahun-tahun dengan Ukraina, diselingi dengan beberapa tahun gencatan senjata sebelum pertempuran diperbarui.
“Konflik ini akan berlangsung sangat lama, kemungkinan besar puluhan tahun,” kata kantor berita RIA mengutip pernyataan Medvedev saat berkunjung ke Vietnam.
"Katakanlah, tiga tahun gencatan senjata, dua tahun konflik, dan semuanya akan terulang kembali,” kata Medvedev.
Baca juga: 2 Kelompok Pro-Ukraina di Balik Serangan di Belgorod Rusia: RVC dan Freedom of Russia Legion
Medvedev dikenal sering melontarkan komentar garis keras terhadap Ukraina dan mereka yang dianggap sebagai musuh Moskow.
Awal tahun ini dia bahkan mengatakan bahwa kekalahan Rusia dapat memicu perang nuklir.
Dua orang tewas dalam serangan rudal Rusia di Dnipro: Gubernur
Dilaporkan Al Jazeera, dua orang tewas setelah serangan rudal Rusia menghantam sebuah klinik di Dnipro dan melukai 23 lainnya, kata gubernur daerah itu Serhiy Lysak.
Di saluran Telegram, Lysak mengatakan bahwa seorang pria berusia 69 tahun telah terbunuh.
"Dia baru saja lewat ketika roket teroris Rusia menghantam kota," ucapnya.
Baca juga: Mantan Komandan Wagner yang Cari Suaka di Norwegia, Andrey Medvedev Putuskan Kembali ke Rusia
Lysak mengatakan tubuh pria lain ditarik keluar dari puing-puing, dan 21 dari 23 orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit, dengan tiga luka serius.
Sebelumnya pada Jumat (26/5/2023), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Hanya negara jahat yang bisa melawan klinik. Tidak ada tujuan militer dalam hal ini. Itu murni teror Rusia,” katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)