Para Ahli Peringatkan Virus Flu Burung Berubah dengan Cepat Seiring Tingginya Permintaan Vaksin
Para ahli memperingatkan bahwa virus yang memicu rekor kasus flu burung pada unggas di seluruh dunia telah berubah dengan cepat.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Virus terdeteksi pada mamalia
Virus ini juga telah terdeteksi pada jumlah mamalia yang melonjak, yang digambarkan oleh Dr Webby sebagai "tanda yang benar-benar meresahkan".
Pekan lalu, Chili mengatakan bahwa hampir 9.000 singa laut, penguin, berang-berang, pesut, dan lumba-lumba telah mati akibat flu burung di sepanjang pantai utaranya sejak awal tahun ini.
Sebagian besar mamalia diyakini tertular virus dengan memakan burung yang terinfeksi.
Tetapi Dr Webby mengatakan bahwa yang "paling membuat kami takut" adalah indikasi dari peternakan cerpelai Spanyol, atau di antara singa laut di Amerika Selatan, bahwa virus tersebut dapat menular antar mamalia.
Profesor Ian Brown, kepala virologi di Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan Inggris, mengatakan belum ada "bukti jelas bahwa virus ini mudah bertahan pada mamalia".
Sementara virus berubah menjadi lebih efisien dan lebih efektif pada burung, ia tetap "tidak beradaptasi dengan manusia", kata Prof Brown kepada AFP.
Dr Webby mengatakan virus unggas mengikat reseptor yang berbeda pada sel inang dari virus manusia.
Baca juga: Kemenkes Waspadai KLB Flu Burung Clade Baru, Simak Gejala hingga Pencegahannya
Dibutuhkan "dua atau tiga perubahan kecil dalam satu protein virus" untuk menjadi lebih beradaptasi dengan manusia, katanya. “Itulah yang benar-benar kami cari.”
Dikutip dari NDTV, salah satu cara untuk menurunkan jumlah total kasus flu burung, dan karena itu mengurangi risiko terhadap manusia, adalah dengan memvaksinasi unggas mereka, kata Dr Webby.
Beberapa negara, termasuk China, Mesir dan Vietnam, telah mengadakan kampanye vaksinasi unggas.
Tetapi banyak negara lain yang enggan karena pembatasan impor di beberapa daerah, dan kekhawatiran burung yang divaksinasi yang tetap terinfeksi dapat lolos dari jaring.
Pada bulan April, Amerika Serikat mulai menguji beberapa kandidat vaksin untuk penggunaan potensial pada unggas.
Prancis baru-baru ini mengatakan berharap untuk mulai memvaksinasi unggas paling cepat musim gugur tahun ini.