India: Kesalahan Sinyal Picu Tabrakan Kereta setelah Keluar Jalur, 275 Orang Tewas
India mengatakan kesalahan sinyal memicu tabrakan setelah kereta Coromandel Express keluar jalur dan menabrak kereta lain. Sejumlah 275 orang tewas.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Perkeretaapian India merilis penyebab kecelakaan kereta di India.
Kecelakaan kereta di India itu disebabkan oleh kesalahan sinyal lalu lintas elektronik yang menyebabkan kereta berpindah jalur.
Akibatnya, kereta Coromandel Express keluar jalur dan menabrak kereta barang yang diparkir di dekatnya.
Kemudian, kereta Yesvantpur-Howrah Express yang datang dari arah yang berlawanan, menabrak 2 kereta itu.
Selain merilis penyebab kecelakaan, Pemerintah negara bagian Odisha, India, juga merevisi jumlah korban.
Pada Minggu (4/6/2023) pagi, mereka menyebutkan jumlah kematian lebih dari 300 orang, kemudian direvisi menjadi 275 orang, dikutip dari NPR.
Baca juga: Kesaksian Korban Kecelakaan Kereta di India: Jeritan Minta Tolong Saling Bersahutan
Kesalahan Sinyal Picu Kereta Keluar Jalur
Jaya Verma Sinha, seorang pejabat senior perkeretaapian, mengatakan penyelidikan awal mengungkapkan sinyal diberikan kepada Coromandel Express berkecepatan tinggi untuk berjalan di jalur utama.
Namun, sinyal itu kemudian berubah dan kereta malah memasuki jalur melingkar yang berdekatan dengan kereta barang yang diparkir di sana.
Tabrakan itu membalikkan gerbong Coromandel Express ke trek lain.
"Kondisi ini menyebabkan kereta Yesvantpur-Howrah Express yang masuk dari sisi berlawanan juga tergelincir," katanya.
"Kereta penumpang yang mengangkut 2.296 orang tidak melaju terlalu kencang," katanya.
Kereta yang membawa barang sering diparkir di jalur lingkar yang berdekatan sehingga jalur utama aman untuk kereta yang lewat.
Baca juga: India Tetapkan Hari Berkabung Nasional pasca 280 Orang Meninggal dalam Kecelakaan Kereta Api
Meski telah diungkap penyebab kecelakaan kereta itu, otoritas India tetap melanjutkan penyelidikan terperinci untuk mengungkapkan apakah kesalahan pada sinyal itu disebabkan oleh manusia atau teknis.
"Sistem ini 99,9 persen bebas dari kesalahan. Tapi 0,1 persen kemungkinan selalu ada kesalahan," kata Verma.
“Itu seharusnya anti-rusak, anti-kesalahan. Ini namanya sistem failsafe, kalaupun gagal sinyalnya akan menyala merah dan kereta akan berhenti,” katanya.
“Namun, seperti yang diduga, ada semacam masalah dalam sistem,” lanjutnya.
Ketika menjawab pertanyaan apakah kecelakaan itu bisa menjadi kasus sabotase, dia berkata, "Tidak ada yang dikesampingkan."
Proses Perbaikan Rel Kereta Api
Baca juga: Keluarga Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Kereta Api di India dapat Santunan Rp 180 Juta
Pada Minggu (4/6/2023), beberapa gerbong yang hancur dan terbalik masih berada di lokasi kecelakaan di jalur kereta di Distrik Balasore, Negara Bagian Odisha, India.
Pekerja kereta api mulai bekerja untuk memperbaiki rel kereta yang rusak.
Seorang kru dengan ekskavator sedang membersihkan lumpur dan puing-puing untuk membersihkan lokasi kecelakaan.
Lebih dari 1.000 penyelamat telah bekerja sejak kecelakaan terjadi pada Jumat (2/6/2023) untuk mencari korban selamat setelah tabrakan, dikutip dari The Guardian.
Pada Minggu (4/6/2023), setelah operasi selesai dan semua jenazah yang tersisa ditarik dari reruntuhan, proses pembersihan gerbong yang rusak dimulai.
“Semua jenazah telah dipindahkan. Target kami adalah menyelesaikan pekerjaan restorasi pada Rabu pagi agar kereta dapat mulai berjalan di jalur ini,” kata Ashwini Vaishnaw, Menteri Perkeretaapian India, saat mengunjungi lokasi tabrakan, Minggu (4/6/2023).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Kecelakaan Kereta di India