Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media Asing Soroti Upaya Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan yang Masih Perjuangkan Keadilan

Media asing menyoroti perjuangan keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur (Jatim) dalam mengupayakan keadilan.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Media Asing Soroti Upaya Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan yang Masih Perjuangkan Keadilan
Tangkap Layar Al Jazeera
Keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur (Jatim) masih berupaya memperjuangan keadilan untuk orang-orang terkasih. 

Terlepas dari putusan Hakim Amsya dan pernyataannya bahwa tidak ada gas air mata yang ditembakkan langsung ke tribun atau penonton, beberapa saksi yang berada di Kanjuruhan mengatakan kepada Al Jazeera, gas tersebut mencapai tribun selatan dan mengenai tribun 13 dan 14.

Baca juga: Erick Thohir Ungkap Alasan Larangan Suporter Away di Liga 1, Bahas Tragedi Kanjuruhan & Ancaman FIFA

mencari keadilan kanjuruhan
Keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur (Jatim) masih berupaya memperjuangan keadilan untuk orang-orang terkasih.

Awan gas air mata melayang di luar stadion

Seorang karyawan swasta, Angel, yang memilih untuk tidak menyebutkan nama lengkapnya, mengatakan dia biasanya menghadiri setiap pertandingan.




Suaminya bekerja untuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Angel akan menjalankan pos pertolongan pertama informal di Kanjuruhan, membantu mereka yang kepanasan atau menenangkan para penggemar yang khawatir dengan kerumunan besar.

Pada 1 Oktober 2022, Angel mengatakan dia meninggalkan stadion sekitar menit ke-80 pertandingan karena pertandingan akan segera berakhir dan dia menganggap jasanya tidak lagi diperlukan.

Di luar stadion, semuanya damai, katanya, hingga sekitar 20 menit kemudian.

"Saya baru dengar, bam, bam, bam. Satu tembakan demi satu, terus dan terus," katanya.

BERITA TERKAIT

Seketika, Angel mengatakan dia bisa melihat awan gas air mata mulai melayang di luar stadion.

Di saat yang bersamaan, ponsel Angel berdering dan ada panggilan masuk dari putranya (17) yang masih berada di dalam stadion.

"Ma tolong kami… bantu kami, kami tidak bisa keluar, pintunya terkunci," pinta putra Angel.

Baca juga: Garuda Muda Bangkitkan Kembali Sepak Bola Indonesia Setelah Tragedi Kelam Kanjuruhan

Polisi awalnya mengatakan mereka menanggapi apa yang dianggap sebagai invasi lapangan ketika mereka mulai menembakkan gas air mata di akhir pertandingan.

Sebagai catatan, berdasarkan pedoman dari badan sepak bola dunia (FIFA), penggunaan gas air mata di stadion sebenarnya dilarang.

Angel mengatakan kepada Al Jazeera, dia berhasil masuk ke dalam stadion dan naik ke panggung kecil di depan area VIP.

Karena tempat itu sedikit lebih tinggi, Angel berharap putranya dapat melihatnya, atau dia dapat melihatnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas