AS Kritik Rusia yang Tembaki Tim SAR saat Evakuasi Korban Banjir di Kherson
AS kritik Rusia yang tembaki tim SAR saat evakuasi korban banjir akibat bendungan Nova Kakhovka di Kherson jebol. Warga masih terjebak di rumah.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
Beberapa ledakan keras terdengar di distrik Korabel Kherson pada Kamis (8/6/2023) sekitar pukul 14.00 waktu setempat ketika tim SAR dengan perahu karet terus mengevakuasi orang-orang yang terjebak banjir.
Pengungsi dan penyelamat sama-sama mencari perlindungan dari penembakan di belakang bangunan di salah satu dari sedikit tempat kering saat ledakan terdengar di dekatnya.
Para pejabat mengatakan, hal itu menghambat proses evakuasi korban banjir, terutama ranjau darat yang tidak diketahui akibat banjir.
Zelensky: Putin adalah Bencana
Baca juga: Rusia dan Ukraina Saling Menyalahkan Buntut Jebolnya Bendungan Kakhovka
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengutuk Rusia yang disebut meledakkan bendungan Nova Kakhovka pada Selasa (6/6/2023).
Ia mengatakan runtuhnya bendungan Nova Kakhovka di Kherson bukanlah bencana alam atau bukti perubahan iklim.
Presiden Ukraina itu justru menyebut bencananya adalah Putin.
"Bencananya adalah Putin," kata Presiden Zelensky, pada Kamis (8/6/2023).
"Pasukan Rusia tidak menghentikan serangan artileri di wilayah tempat orang-orang dievakuasi. Sayangnya, ada yang terluka akibat serangan teroris ini. Orang-orang yang menyelamatkan dan dievakuasi dari ekosida Rusia juga terpaksa melarikan diri dari tembakan Rusia," lanjutnya.
Presiden Zelensky mengatakan dalam pidatonya, Rusia tidak mengevakuasi warga terdampak banjir di wilayah Kherson yang diduduki.
"Tidak ada evakuasi sama sekali," kata Presiden Zelensky.
"Orang-orang terjebak di atap rumah, terperangkap dalam air selama berhari-hari tanpa air minum, makanan, atau perawatan medis," lanjutnya.
"Jumlah korban tewas dan luka-luka belum kami ketahui," tambahnya.
"Di lebih dari 30 pemukiman, kehidupan hancur. Bagi ratusan ribu orang di banyak kota dan desa, akses ke air minum sangat terhambat," katanya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)