Soal Misi Perdamaian Pemimpin Afrika untuk Rusia-Ukraina, Analis: Mereka Tidak Bawa Pengaruh Apa-apa
Para pemimpin dari Afrika datang membawa misi perdamaian untuk Rusia dan Ukraina. Namun para analis skeptis dengahn upaya mereka.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Jenderal Muhoozi Kainerugaba sejak itu mengatakan bahwa dia akan mengirim pasukan Uganda untuk mempertahankan Moskow jika ada ancaman "imperialis".
“Panggil saya 'Putinis' jika Anda mau, kami Uganda harus mengirim tentara untuk mempertahankan Moskow jika pernah diancam oleh imperialis,” tulisnya.
Kata analis
Peluang misi Afrika untuk mengamankan perdamaian terlihat sangat tipis, Kyiv dan Moskow yakin mereka bisa menang di medan perang, kata para analis.
“Mereka tidak akan dapat menawarkan apa pun kepada kami dalam hal penyelesaian konflik,” kata analis politik Ukraina Anatoliy Oktysiuk tentang para pemimpin Afrika.
“Mereka tidak bisa berperan sebagai mediator."
"Mereka memiliki bobot politik yang kecil."
"Mereka tidak membrikan pengaruh apa pun.”
Namun, para analis mengatakan upaya mediasi mungkin dapat menghasilkan beberapa konsesi dari Kremlin menjelang KTT Rusia-Afrika bulan depan.
Mengamankan kelangsungan masa depan dari kesepakatan yang memungkinkan biji-bijian dari Ukraina mencapai pasar global, akan menjadi satu tujuan.
Pertukaran tahanan dan ekspor pupuk kemungkinan juga akan menjadi agenda di Moskow, ujar analis lain.
“Ini adalah teater,” kata Jeremy Seekings, profesor di Universitas Cape Town, tentang upaya perdamaian tersebut.
"Ramaphosa sangat membutuhkan sesuatu untuk mengembalikan kredibilitasnya."
"Ini sesuatu yang panjang."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)