Soal Pemberontakan Wagner, AS Sebut Kekuatan Putin Retak, TV Pemerintah Anggap Rusia Bersatu
Sejumlah pihak tanggapi upaya pemberontakan grup Wagner terharap pemerintahan Rusia. Menlu AS sebut kekuatan Putin retak.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pemberontakan Grup Wagner menunjukkan bahwa 'retakan' mulai terlihat dalam kekuasaan Putin, ungkap pejabat AS seperti dilansir Independent.
Meskipun pemberontakan berlangsung sekilas, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan pemberontakan itu adalah "tantangan nyata terhadap otoritas Putin".
Blinken mengatakan kepada media AS:
“Kami telah melihat lebih banyak retakan muncul di Rusia."
"Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat ke mana mereka pergi."
"Tapi yang pasti, kami memiliki segala macam pertanyaan baru yang harus dijawab Putin dalam beberapa minggu dan bulan mendatang."
Baca juga: Zelenskyy Sebut Vladimir Putin Ketakutan hingga Sembunyi Saat Wagner Coba Memberontak
Setelah pemberontakan bersenjata meletus di Moskow pada Sabtu (24/6/2023), kepala Wagner Yevgeny Prigozhin akan diasingkan ke Belarusia sebagai bagian dari kesepakatannya dengan Vladimir Putin.
Pemberontakan dibatalkan karena Prigozhin mengatakan dia ingin "menghindari pertumpahan darah".
Pasukan Wagner berjarak hanya sekitar empat jam dari Moskow ketika seruan batalnya "kudeta" diumumkan.
Keputusan Prigozhin untuk menghentikan tentara Wagner untuk menyerbu Moskow menyelamatkan dirinya dan orang-orangnya dari tuntutan pidana atas percobaan kudeta, kata Kremlin.
Dmitry Kiselyov dari TV pemerintah Rusia mengatakan resolusi pemberontakan Grup Wagner menunjukkan bahwa Rusia bersatu
Sementara itu, presenter TV pemerintah, Dmitry Kiselyov menganggap bahwa resolusi cepat dari pemberontakan Grup Wagner menunjukkan bahwa Rusia bersatu sebagai sebuah bangsa.
Francis Scarr dari BBC Monitoring membagikan video Dmitry Kiselyov di Twitter.
Scarr men-tweet: