Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerusuhan di Prancis, Nenek Nahel M Minta Demonstran Berhenti Rusak Fasilitas Publik

Nadia, nenek Nahel Merzouk (17) yang ditembak mati polisi, minta warga menghentikan kerusuhan di Prancis dalam protes yang merusak fasilitas kota.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Kerusuhan di Prancis, Nenek Nahel M Minta Demonstran Berhenti Rusak Fasilitas Publik
AFP/CHRISTOPHE SIMON
Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi anti huru hara CRS di Marseille, Prancis selatan pada 30 Juni 2023, atas penembakan seorang pengemudi remaja oleh polisi Prancis di pinggiran kota Paris pada 27 Juni. Kerusuhan terjadi sebagai tanggapan atas pembunuhan remaja berusia 17 tahun Nahel, yang kematiannya telah menghidupkan kembali keluhan lama tentang kepolisian dan profil rasial di pinggiran kota berpenghasilan rendah dan multi-etnis Prancis.- Nenek Nahel Merzouk, remaja yang ditembak mati oleh polisi Prancis, meminta orang-orang untuk menghentikan kerusuhan di Prancis. 

TRIBUNNEWS.COM - Nenek Nahel Merzouk, remaja Prancis yang ditembak mati oleh seorang polisi pada Selasa (27/6/2023), meminta orang-orang agar menghentikan kerusuhan di Prancis.

"Saya ingin kerusuhan itu berhenti di mana-mana," kata Nadia, nenek Nahel Merzouk kepada media berita Prancis, BFM TV, Minggu (2/7/2023).

Permintaan nenek Nahel Merzouk ini menyusul kerusuhan di Prancis saat demonstran memprotes polisi yang menembak mati cucunya di Nanterre, Paris, Prancis.

Namun, protes itu berlanjut di jalan-jalan, dengan beberapa mobil terbalik dan dibakar.

“Orang-orang yang merusak, saya katakan pada mereka untuk berhenti! Jangan sampai mereka merusak sekolah, bus,” katanya.

"Mereka menggunakan Nahel sebagai alasan," tambahnya, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: China Ajukan Protes ke Prancis Pasca Warganya Terluka dalam Kerusuhan

Menurutnya, massa tidak perlu menyerang fasilitas publik dalam demonstrasi itu.

BERITA REKOMENDASI

“Mobil tidak melakukan apa pun terhadap Anda, sekolah tidak melakukan apa pun terhadap Anda, bus tidak melakukan apa pun terhadap Anda,” kata Nadia.

“Jangan rusak sekolah, jangan rusak bus, ibu-ibu yang naik bus,” lanjutnya.

Nadia mengatakan, keluarganya tidak dendam terhadap polisi secara keseluruhan dan hanya menyalahkan polisi yang menembak Nahel.

"Saya percaya pada keadilan," katanya, dikutip dari Arab News.

Namun, ia merasa sakit hati dengan adanya penggalangan dana untuk polisi yang didakwa atas penembakan terhadap cucunya, dengan alasan dukungan untuk polisi yang melakukan pekerjaannya.

Petugas pemadam kebakaran menggunakan selang air di bus yang terbakar di Nanterre, di luar Paris, Prancis, Sabtu, 1 Juli 2023. Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak orang tua pada hari Jumat untuk menjaga remaja di rumah dan mengusulkan pembatasan media sosial untuk memadamkan kerusuhan yang menyebar di seluruh Prancis selama penembakan polisi yang fatal terhadap seorang pengemudi berusia 17 tahun. (AP Photo/Lewis Joly)
Petugas pemadam kebakaran menggunakan selang air di bus yang terbakar di Nanterre, di luar Paris, Prancis, Sabtu, 1 Juli 2023. Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak orang tua pada hari Jumat untuk menjaga remaja di rumah dan mengusulkan pembatasan media sosial untuk memadamkan kerusuhan yang menyebar di seluruh Prancis selama penembakan polisi yang fatal terhadap seorang pengemudi berusia 17 tahun. (AP Photo/Lewis Joly) (AP/Lewis Joly)

Baca juga: WNI di Prancis Diminta Waspada, Kerusuhan di Paris Meluas, Toko Dijarah dan Rumah Wali Kota Dibakar

Ratusan orang berdemonstrasi di masjid agung Nanterre pada Sabtu (1/7/2023) untuk mengungkapkan dukungan kepada keluarga Nahel saat pemakamannya.

Dalam wawancaranya, Nadia juga menceritakan penderitaan keluarganya selama seminggu terakhir setelah kematian Nahel Merzouk.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas