Penembakan Massal di Selandia Baru Jelang Pembukaan Piala Dunia Wanita: 2 Orang Tewas, 6 Luka-luka
Penembakan massal terjadi di Auckland, Selandia Baru menjelang pembukaan Piala Dunia Wanita, Kamis (20/7/2023). 2 korban tewas dan enam luka-luka.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Penembakan massal terjadi di pusat kota Auckland, Selandia Baru pada Kamis (20/7/2023) sekira pukul 07.22 waktu setempat.
Adapun insiden penembakan ini terjadi sebelum pembukaan Piala Dunia Wanita 2023.
Dikutip dari BBC, penembakan tersebut menewaskan dua orang dan korban luka-luka sebanyak enam orang termasuk polisi setempat.
Sementara, penembak juga dinyatakan tewas dalam insiden ini.
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Chris Hipkins, mengatakan peristiwa penembakan massal ini tidak dilihat sebagai aksi terorisme.
Chris mengatakan jika tidak ada motif ideologis atau politis dari penyerang yang dilakukan, polisi dapat meredam ancaman dan masyarakat dijamin keamanannya setelahnya.
Baca juga: Populer Internasional: 26 Bayi di Eropa Terjangkit Echovirus - Penembakan Massal di Klub Malam AS
Terpisah, Wali Kota Auckland, Wayne Brown, mengatakan aksi penembakan massal ini tidak ada korelasinya dengan penyelenggaraan Piala Dunia Wanita.
Adapun pelaku penembakan bernama Matu Tangi Matua (24).
Sementara, kronologi berawal ketika Matua melakukan tembakan membabi buta di sebuah lokasi konstruksi dan membuat pihak keamanan menutup jalan yang berada di tempat kejadian.
Polisi mengatakan pihaknya menerima laporan adanya orang yang menggunakan senjata api di dalam sebuah lokasi konstruksi.
Kemudian, pelaku terus menuju ke dalam bangunan dan terus melakukan tembakan.
Selanjutnya, Matua pun pergi ke sebuah lift dan polisi berusaha menangkap dirinya.
Saat polisi berusaha menangkap, pelaku terus melakukan tembakan.
Lalu, pelaku pun tewas beberapa saat kemudian.
Polisi menyebut Matua memiliki latar belakang dari keluarga yang tidak harmonis dan disebut mempunyai masalah kesehatan mental.
Di sisi lain, Matua juga telah dikenakan menjadi tahanan kota tetapi dilarang bekerja di lokasi tersebut.
Tak hanya itu, pelaku juga disebut tidak memiliki izin untuk mempunyai senjata api.
Baca juga: Penembakan Massal saat Pesta di AS, 2 Orang Tewas dan 28 Lainnya Terluka
Chris menambahkan saat pelaku berada di lokasi konstruksi di Queen Street, Auckland, dirinya telah membawa senjata jenis shotgun.
Chris pun turut berterimakasih kepada polisi Auckland yang telah menyelamatkan masyarakat sekitar dari tindakan Matua.
"Situasi semacam ini sangat cepat terjadi dan aksi dari orang-orang yang mau mengambil resiko untuk menyelamatkan orang lain adalah sosok heroik," tuturnya.
Sementara seluruh peserta dan ofisial dari negara yang menjadi kontestan Piala Dunia Wanita 2023 dinyatakan aman.
Kendati demikian, Wali Kota Auckland memperingatkan kepada warganya untuk tetap di rumah dan tidak berpergian ke pusat kota.
"Saya tidak dapat mengingat apapun yang terjadi di kota yang indah ini. Kejadian pagi ini menjadi sesuatu yang tragis dan menyedihkan bagi warga Auckland karena ini bukan sesuatu yang biasa terjadi," katanya dalam cuitan di akun Twitter pribadinya.
Baca juga: Tersangka Penembakan Massal di Klub Q di AS, Dihukum 2.200 Tahun Penjara
Induk organisasi sepak bola dunia, FIFA pun turut mengungkapkan duka citanya kepada keluarga korban akibat insiden penembakan ini.
"Tim yang berpartisipasi akan terus didukung pasca insiden penembakan terjadi," kata FIFA.
Sebagai informasi, pertandingan pembukaan akan digelar di Stadion Eden Park, Auckland pada pukul 19.00 waktu setempat antara tuan rumah Selandia Baru melawan Norwegia.
Menteri Olahraga Selandia Baru, Grant Robertson, mengatakan pasca insiden penembakan, keamanan akan diperketat dengan mengerahkan personel polisi tambahan.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)