UEFA: Spanduk 'Bebaskan Palestina' Fans PSG Tak Akan Picu Sanksi, Tak Provokatif dan Tidak Menghina
Juru bicara UEFA mengatakan spanduk 'Bebaskan Palestina' berukuran 50x20 meter dari suporter PSG di Liga Champions, tidak akan memicu UEFA beri sanksi
Editor: Muhammad Barir
UEFA: Spanduk Bebaskan Palestina Fans PSG Tak Akan Picu Sanksi, Tak Provokatif dan Tidak Menghina
TRIBUNNEWS.COM- Juru bicara UEFA mengatakan spanduk 'Bebaskan Palestina' berukuran 50x20 meter dari suporter PSG di Liga Champions, tidak akan memicu UEFA memberi sanksi kepada PSG.
Alasannya, kata Juru Bicara UEFA dalam kasus tersebut, banner raksasa itu dianggap tidak Provokatif dan juga tidak menghina.
Paris St Germain tidak akan menghadapi proses disiplin setelah para penggemar mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Bebaskan Palestina" sebelum pertandingan Liga Champions di kandang melawan Atletico Madrid, kata badan sepak bola Eropa UEFA.
Spanduk berukuran 50x20 meter itu dipajang di Auteuil Kop, Parc des Princes, yang mendorong Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau mengkritik klub milik Qatar tersebut.
UEFA melarang pesan-pesan politik yang 'provokatif' atau 'menghina' di stadion, tetapi mengatakan bahwa spanduk tersebut tidak akan mengarah pada sanksi potensial meskipun ada beberapa keributan di Prancis dan meskipun pesan-pesan politik sebelumnya di pertandingan mengakibatkan hukuman.
"Tidak akan ada kasus disiplin karena spanduk yang dibentangkan tidak dapat dianggap provokatif atau menghina dalam kasus ini," kata juru bicara UEFA dikutip dari Reuters.
Baca juga: Inter Milan Hancurkan Arsenal di Liga Champions, Atletico Madrid Sengat PSG di Penghujung Laga
Tahun Lalu Celtic Didenda
Tahun lalu, klub Skotlandia Celtic didenda 17.500 euro ($18.870) setelah pendukung mereka mengibarkan bendera Palestina di pertandingan Liga Champions.
Aksi para penggemar PSG itu terjadi delapan hari sebelum Prancis melawan Israel dalam pertandingan Nations League di Paris dengan penonton yang diizinkan di Stade de France.
Bulan lalu, pejabat kepolisian Paris mengatakan pertandingan itu 'tentu saja akan terbuka untuk umum'.