Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bukan Ahli Medis, Pria Rusia Hampir Tewas setelah Nekat Tanam Chip ke Kepala demi Kendalikan Mimpi

Pria Rusia yang bukan ahli medis nekat menanam chip ke kepalanya demi melihat dan mengendalikan mimpi. Ia hampir mati karena eksperimennya gagal.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Bukan Ahli Medis, Pria Rusia Hampir Tewas setelah Nekat Tanam Chip ke Kepala demi Kendalikan Mimpi
MR
Pria Rusia berinisial MR (40) mengoperasi kepalanya sendiri untuk menanam sebuah chip yang ia percaya dapat membantunya untuk mengendalikan mimpi. Ia bukan ahli medis dan eksperimennya berhenti pada minggu ke-5, ketika ia memutuskan pergi ke rumah sakit untuk melepas chip itu. 

MR memperingatkan pengikutnya di media sosial agar tidak mengikuti apa yang ia lakukan karena sangat berbahaya.

“Jangan ulangi! Ini jauh lebih sulit dan lebih berbahaya dari yang Anda bayangkan. Video empat jam dari operasi tersebut dengan jelas menunjukkan hal ini,” kata MR kepada para pengikutnya di media sosial.

Dalam rekaman operasinya yang mengerikan, MR terlihat menahan kulit di kepalanya menggunakan klip kertas.

Ia lalu mengoperasi bagian belakang tengkoraknya.

MR kemudian memasukkan implan platinum dan silikon ke dalam otaknya, yang menurutnya memungkinkan dia menggunakan listrik untuk memicu tindakan tertentu dalam mimpi.

Ilustrasi tidur - Apakah mimpi basah di siang hari membuat puasa batal? Ketua Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAIN Surakarta, Tsalis Muttaqin, beri penjelasan.
Ilustrasi tidur. (FREEPIK)

Baca juga: Pria Rusia Tewas Diserang Hiu di Laut Merah Mesir, Sempat Teriak Papa, Papa

Namun, lima minggu setelah operasi yang gagal, MR pergi ke rumah sakit untuk melepas chip tersebut.

"Saya senang saya selamat tetapi saya siap untuk mati," katanya kepada wartawan akhir pekan lalu.

Berita Rekomendasi

Meski demikian, dia berpendapat 'elektroda' miliknya berpotensi dapat menjadi alat untuk mengendalikan mimpi.

Ahli bedah saraf profesional seperti Alex Green dari Universitas Oxford mengecam tindakan MR yang sangat berbahaya.

Ia memperingatkan, operasi semacam itu hanya boleh dilakukan oleh ahli yang berkualifikasi.

"Segala macam komplikasi bisa saja terjadi," kata Alex Green kepada wartawan.

“Misalnya, jika dia menyebabkan pendarahan dari pembuluh darah kortikal atau pembuluh darah intraserebral, dia bisa mengalami stroke dengan defisit permanen atau kematian,” katanya.

Alex Green menambahkan, MR sekarang kemungkinan besar berisiko terkena epilepsi.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas