Kisah Tragis Ekspatriat yang Bunuh Istri Demi Cinta: David Beri Kecupan Terakhir di Ranjang Kematian
David mengabulkan permintaan sang istri untuk mengakhiri hidup karena tidak tahan atas penyakit parah yang dia derita.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
David Hunter dan istrinya Jenice. David membunuh sang istri atas permintaan Jenice sendiri yang putus asa lantaran mengidap sakit parah. (dailymail)
David Hunter disebutkan ingin memberikan penghormatan terakhir kepada istrinya jika dia dibebaskan.
Pensiunan penambang Northumberland itu terpaksa merawat Janice yang mengidap kanker darah stadium akhir di rumah dengan suntikan lantaran PPKM semasa pandemi Covid saat kondisi istrinya tersebut memburuk di depan matanya.
Di hari-hari terakhirnya, Jenice menangis kesakitan 24 jam sehari, tidak bisa beranjak dari sofa atau minum obat penghilang rasa sakit.
Keputusasaaan itu mendorong Jenice memohon agar sang suami bersedia membunuhnya.
David mengabaikan permintaan itu berkali-kali namun akhirnya mengalah dan mengambil nyawanya pada 18 Desember 2021.
Setelah itu, David mencoba bunuh diri, menggunakan narkoba dan alkohol dengan tujuan overdosis.
Tetapi petugas medis berhasil menyelamatkan hidupnya sebelum dia ditangkap karena dicurigai atas pembunuhan berencana.
Sejak itu dia mendekam di penjara dengan keamanan tinggi di Nicosia, Siprus.
Kini David telah dibebaskan dari pembunuhan berencana tetapi dinyatakan bersalah atas tuduhan pembunuhan dengan derajat yang lebih ringan.
Hal itu berarti dia bisa bebas paling cepat minggu depan.
"Dia ingin melihat (makam) ibuku. Dia ingin duduk dan berbicara dengannya. Dia membutuhkan itu untuk kesehatan mentalnya," kata Lesley.
"Saya pikir jika dia ditawari untuk dibebaskan tetapi dia tidak dapat mengunjunginya (makam Jenice) dan harus langsung kembali, dia akan menolak. Dia hanya ingin mengunjungi ibuku," kata Lesley.