Pemberontakan Wagner Jadi Kuburan Karier Anak Emas Vladimir Putin?
aksi berontak Prigozhin justru menjadi kuburan bagi karier sosok 'anak emas' Presiden Vladimir Putin, Alexei Dyumin.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pemberontakan Wagner Jadi Kuburan Karier Anak Emas Vladimir Putin?
TRIBUNNEWS.COM - Pemberontakan tentara bayaran Rusia, Wagner Grup yang dipimpin Yevgeny Prigozhin membuka banyak hal terselubung terkait situasi internal di pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Sebuah analisis mengungkapkan, aksi berontak Prigozhin justru menjadi kuburan bagi karier sosok 'anak emas' Putin, Alexei Dyumin.
Analisis ini dilontarkan Andrey Pertsev, yang menulis opininya di situs carnegie endowment for internatial peace dan diterbitkan di The Moscow Times.
Analisis ini menjabarkan sengkarut politik praktis para pejabat dan petinggi militer di lingkaran dalam pemerintahan Putin.
Baca juga: Pertahanan Rusia Masih Tangguh, Tank-Tank Ukraina yang Dipasok Barat Rontok Kena Ranjau
Aktor di Balik Mau Mundurnya Yevgeny Prigozhin
Alexei Dyumin, mantan pengawal Presiden Rusia Vladimir Putin dan sekarang menjabat sebagai gubernur wilayah Tula, Rusia, ramai menjadi sorotan pasca-pemberontakan Yevgeny Prigozhin bulan lalu.
Secara resmi, kredit diberikan buat Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang disebut sebagai fasilitator dan pendamai dari aksi pemberontakan Prigozhin tersebut.
Namun, sejumlah kabar di berbagai media sosial dan sumber anonim mengklaim bahwa sebenarnya Dyumin yang telah memainkan peran yang menentukan dalam negosiasi untuk membujuk Prigozhin mundur.
Secara teori, padamnya pemberontakan Prigozhin akan memperkuat posisi Dyumin yang sudah istimewa di lingkaran dalam presiden.
Beberapa pengamat mulai memprediksi masa depan politik Dyumin yang diyakini akan cemerlang, bahkan bisa menjadi penerus Putin.
"Namun kenyataannya, akan sangat sulit bagi Dyumin untuk membuat kariernya moncer," tulis analisi tersebut.
Analisis ini menyebut, sang gubernur Tula, yang telah mengenal Prigozhin selama bertahun-tahun, mengajaknya ke meja perundingan dan mendesaknya untuk "menyerahkan orang-orangnya".
Otoritas Dyumin untuk memimpin negosiasi itu ditafsirkan kalau dia mendapat kepercayaan dari presiden.
"Sementara kekalahan terakhir Prigozhin (memutuskan menarik pasukan dari Moskow) dilihat sebagai bukti keberhasilan Dyumin dan promosi yang akan segera terjadi," tulis opini itu.