Situasi di Niger Masih Kacau, Pro-Kudeta Bakar Markas Partai yang Berkuasa
Tentara Niger menyatakan telah merebut kekuasaan dan menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum melalui pemberontan pada Kamis (27/7/2023).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Badan tersebut menawarkan "dukungan penuh dan solidaritas".
Guterres menyerukan “semua aktor yang terlibat untuk menahan diri dan memastikan perlindungan tatanan konstitusional”.
Komisi Uni Afrika Kecam Kudeta Tentara Niger
Ketua Komisi Uni Afrika, HE Moussa Faki Mahamat, mengecam apa yang disebutnya sebagai “percobaan kudeta”.
Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi percobaan kudeta kelima di Afrika barat dalam empat tahun terakhir.
Amerika Serikat Sampaikan Dukungan
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengaku telah berbicara dengan Bazoum yang tertawan.
Baca juga: Militer Niger Umumkan Kudeta, Menggulingkan Presiden Bazoum dari Kekuasaan
Gedung Putih pun menyampaikan dukungan yang tak tergoyahkan dari Amerika Serikat.
"Saya berbicara dengan Presiden Bazoum pagi ini dan menjelaskan bahwa AS dengan tegas mendukungnya sebagai presiden Niger yang terpilih secara demokratis," kata Blinken, saat mengunjungi Selandia Baru.
"Kami menyerukan pembebasannya segera," tegasnya.
Washington mengungkapkan kemitraan ekonomi dan keamanan AS yang kuat dengan Niger bergantung pada kelanjutan pemerintahan demokratis dan penghormatan terhadap supremasi hukum dan hak asasi manusia.
Terletak di jantung Sahel, Niger adalah dua pertiga gurun pasir dan terus-menerus berada di dekat atau di bawah indeks pembangunan manusia PBB.
Negara ini memiliki pertumbuhan populasi 22,4 juta, didorong oleh angka kelahiran rata-rata tujuh anak untuk setiap wanita.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)