100 Tentara Wagner di Belarusia Dekati Celah Suwalki, Polandia Lithuania Berpotensi Tutup Perbatasan
100 Tentara Wagner di Belarusia bergerak mendekati Celah Suwalki. Polandia dan Lithuania berpotensi tutup perbatasan dengan Belarusia dan Kaliningrad.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Polandia dan Lithuania sedang mempertimbangkan untuk menutup perbatasan mereka dengan Belarusia sejak Wagner berada di sana.
“Pertimbangannya nyata. Ada kemungkinan untuk menutup perbatasan,” kata Arnoldas Abramavicius, Wakil Menteri Dalam Negeri Lituania, kepada wartawan, Jumat (28/7/2023).
Pertimbangan ini semakin diperkuat setelah lebih dari 100 tentara Wagner bergerak ke perbatasan Belarusia dengan Polandia dan Lithuania pada Sabtu (29/7/2023).
Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, mengatakan ada lebih dari 100 tentara bayaran Wagner yang terkait dengan Rusia telah bergerak mendekati perbatasan Polandia.
Tentara Wagner itu bergerak dekat Celah Suwalki, bentangan strategis wilayah Polandia yang terletak di antara Belarusia dan Kaliningrad (teritori Rusia yang terpisah dari wilayah utama negara), dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Skenario Tentara Bayaran Wagner Menyelinap Masuk Eropa, Perdana Menteri Polanda Kirim Alarm
Polandia Curigai Migran dari Belarusia
Polandia dan Lithuania, yang merupakan anggota NATO, mengkhawatirkan keamanannya dengan Belarusia dan Ukraina di perbatasan timurnya.
Selain itu, Polandia mengkhawatirkan kenaikan migran dari Belarusia ke wilayah.
Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, mencatat ada lebih dari 16 ribu upaya penyeberangan perbatasan yang dilakukan dari Belarusia ke Polandia sejak awal 2023.
Ia khawatir, migran tersebut adalah tentara Wagner yang menyamar sebagai pengungsi dari Belarusia ke Polandia.
"Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin ingin mendorong mereka ke Polandia," kata Mateusz Morawiecki, Perdana Menteri Polandia, Sabtu (29/7/2023), seperti diberitakan Al Jazeera.
“Situasinya semakin berbahaya. Kemungkinan besar mereka (personel Wagner) akan menyamar sebagai penjaga perbatasan Belarusia dan membantu migran ilegal masuk ke wilayah Polandia (dan) mengacaukan Polandia,” tambahnya.
Polandia Pindahkan Tentara ke Perbatasan Belarusia
Baca juga: Blak-blakan Pasukan Wagner Soal Pemberontakan ke Putin: Unit Tempur Nganggur yang Gatal ke Polandia
Polandia telah memindahkan lebih dari 1.000 tentara ke perbatasan pada awal Juli 2023, di tengah kekhawatiran atas pejuang Wagner.
“Lebih dari 1.000 tentara dan hampir 200 unit peralatan dari Brigade Mekanik ke-12 dan ke-17 mulai bergerak ke timur negara itu,” tulis Mariusz Blaszczak, Menteri Pertahanan Polandia di Twitter, Sabtu (8/7/2023).
“Ini adalah demonstrasi kesiapan kami untuk menanggapi upaya destabilisasi di dekat perbatasan negara kami,” tambahnya.
Pada 2 Juli 2023, Polandia mengatakan akan mengirim 500 petugas polisi untuk meningkatkan keamanan di perbatasannya dengan Belarusia, seperti diberitakan The Strait Times.
Menteri Dalam Negeri Polandia, Mariusz Kamiński, mengunjungi perbatasannya dengan Belarusia pada Kamis (27/7/2023).
“Kami tidak akan membiarkan pria hijau kecil berlarian di sini,” kata Menteri Dalam Negeri Polandia Mariusz Kamińskisaat berkunjung ke perbatasan, merujuk pada tentara Wagner, yang digunakan oleh Rusia selama invasi di Krimea pada tahun 2014.
“Situasi seperti itu tidak akan pernah terjadi terjadi. Kami terorganisir dengan baik dan siap,” tambahnya.
Baca juga: Pasukan Wagner Dikabarkan Tak Sabar Menyerbu Polandia, Kini Hanya Berjarak 10 Km dari Perbatasan
Sementara itu, kondisi kota-kota di perbatasan Polandia, Lithuania, Belarusia, dan Kaliningrad mulai sepi di tengah ancaman perang Rusia-Ukraina.
Perbatasan itu dianggap sebagai zona berbahaya, di mana sejumlah penduduknya mulai pergi dari wilayah itu.
"Tidak lagi aman di sekitar sini. Kami hampir tidak melihat siapa pun lagi, semua orang pergi," kata Rozaliya (68), penduduk di Barvoniskes, Lithuania kepada Al Jazeera.
Sebelumnya, Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda, mendesak kehadiran NATO yang lebih kuat di sisi timur negaranya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)