Pemberontakan Wagner di Rusia Picu Pergantian Mendadak Kepala Pasukan Elite Nuklir China
Xi Jinping telah berulang kali menyebut Pasukan Roket dan Nuklir sebagai kekuatan penangkal strategis inti China terhadap Amerika Serikat
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pemberontakan Wagner di Rusia Picu Pergantian Kepala Pasukan Elite Nuklir China
TRIBUNNEWS.COM - Pemerinatah China dilaporkan mengganti kepala unit elite yang bertanggung jawab atas persenjataan nuklirnya.
Langkah China ini, menurut analisis seorang ahli seperti dilansir Newsweek kemungkinan dipicu oleh peringatan atas pemberontakan Grup Wagner di Rusia.
Laporan menyebut, China menunjuk Mantan wakil kepala angkatan laut, Wang Houbin dan anggota komite pusat Partai Komunis China (PKC), Xu Xisheng sebagai kepala divisi Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yang mengendalikan rudal nuklir dan konvensional China.
Baca juga: Rusia dan Ukraina Perang Drone Kamikaze, Seputar Adu Persenjataan UAV Kedua Negara
Keduanya telah dipromosikan dari pangkat letnan jenderal menjadi jenderal penuh, yang merupakan pangkat tertinggi Cina untuk perwira dinas aktif.
Penunjukan itu menyusul spekulasi tentang situasi yang dihadapi kepala unit sebelumnya, Jenderal Li Yuchao, dan wakilnya, Jenderal Liu Guangbin.
South China Post melaporkan pada awal Juli bahwa pasangan tersebut, serta mantan wakil Li, Zhang Zhenzhong, menghadapi penyelidikan korupsi.
Craig Singleton, analis yang juga wakil direktur Program China dan rekan senior di think tank AS Foundation for Defense of Democracies (FDD), mengatakan Xi kemungkinan besar dipengaruhi oleh pemberontakan Wagner, di mana kelompok tentara bayaran besar yang dipimpin oleh pendirinya, Yevgeny Prigozhin, mencoba untuk menggulingkan militer negara, sebuah penentangan langsung ke Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Pemberontakan Wagner yang gagal hampir pasti memperkuat fiksasi Xi pada kontrol ideologis, bahkan dengan mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan modernisasi militer China yang sedang berlangsung,” katanya kepada Newsweek.
Pergantian personel penting dadakan di tubuh militer China itu diumumkan pada sebuah upacara di markas besar komisi di Beijing sehari sebelum peringatan 96 tahun berdirinya People Liberation Army (PLA) atau Tentara Pembebasan Rakyat, kekuatan militer utama Republik Rakyat China dan sayap bersenjata Partai Komunis China pada 1 Agustus.
Aksi ini mengikuti pencopotan Menteri Luar Negeri China Qin Gang pekan lalu, setelah absen terlihat selama sebulan dari publik.
Dia digantikan oleh Wang Yi, yang menjabat sebagai menteri luar negeri antara 2013 dan 2022.
Singleton mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan begitu cepat setelah pemecatan Qin, menandai salah satu perombakan kepemimpinan paling mendalam di China selama bertahun-tahun.
“Xi telah berulang kali menyebut Pasukan Roket sebagai kekuatan penangkal strategis inti China terhadap Amerika Serikat,” katanya kepada Newsweek.
"Pembersihan tingkat tinggi ini terjadi di tengah upaya China yang tidak terlalu transparan untuk memperluas kekuatan nuklirnya secara signifikan."
"Pembersihan ini menyoroti bahwa upaya Xi selama satu dekade untuk melakukan kontrol ideologis yang ketat atas angkatan bersenjata China tetap merupakan pekerjaan yang sedang berjalan."
Media China melaporkan bulan lalu bahwa Xi, yang juga ketua komando militer tertinggi China, Komisi Militer Pusat, mengatakan Partai Komunis China (PKC) harus mempertahankan "kepemimpinan absolut atas militer."
Singleton mencatat bagaimana 'Rocket Force' telah menerima aliran dana yang sangat besar untuk memperluas persenjataan nuklir China.
"Hanya masalah waktu sebelum para pejabat yang mengawasi portofolio pengadaan besar ini berselisih dengan Komisi Inspeksi Disiplin Komisi Militer Pusat," katanya.
(oln/NW/*)