Hapus Jejak Soviet, Ukraina Turunkan Simbol Palu dan Arit di Patung Ibu Pertiwi Setinggi 62 Meter
Perang Rusia dan Ukraina bukan cuma perang tank, bom, dan senapan tetapi juga perang ideologi dan kebudayaan. Ukraina ingin menghapus jejak Soviet
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Hapus Jejak Soviet, Ukraina Turunkan Simbol Palu dan Arit di Patung Ibu Pertiwi Setinggi 62 Meter
TRIBUNNEWS.COM - Para pekerja menurunkan logo palu dan arit dari sebuah patung yang menjulang tinggi dan menghadap ke Kota Kyiv, Ukraina pada Selasa (2/8/2023).
Aksi itu merupakan upaya Ukraina untuk menghapus ikon dan jejak Uni Soviet.
Desakan untuk menghilangkan jejak Uni Soviet di Ukraina itu meningkat setelah Rusia menginvasi negara tersebut sejak tahun lalu.
Patung baja setinggi 62 meter menggambarkan citra seorang wanita yang memegang pedang dan perisai bersimbol terkait Uni Soviet dengan palu dan arit sebagai ikon utamanya.
Baca juga: Elon Musk Tolak Akses Ukraina ke Satelit Starlink dalam Rencana Serangan Drone ke Krimea
Patung ini diresmikan pada tahun 1981 sebagai peringatan kemenangan Soviet dalam Perang Dunia II.
Namun sejak invasi Rusia, Ukraina menggandakan upaya penghapusan referensi ke sejarah Soviet dan budaya Rusia dari nama geografis.
Selain itu, undang-undang tentang dekolonisasi mulai berlaku di Ukraina pada musim panas, Juni ini.
Ada tugu peringatan perang besar serupa di kota-kota bekas Soviet seperti Volgograd di Rusia dan Brest di Belarusia.
Monumen yang berdiri di atas museum perang perang dunia kedua itu secara harfiah dikenal sebagai "Ibu Pertiwi".
Tetapi sekarang, patung berganti nama menjadi "Mother Ukraine", 'Ibu Ukraina'.
Sementara itu, Kementerian Kebudayaan Ukraina mendukung rencana untuk melengkapi patung itu dengan perisai baru bertuliskan trisula negara.
Patung itu merupakan bagian dari Museum Nasional Sejarah Ukraina pada Perang Dunia Kedua dan rencananya perisai Soviet akan dipajang di sana.
'Perang Budaya dan Informasi'
"Kami berkewajiban untuk melakukan de-komunisasi, dan mengganti perisai adalah salah satu langkah utama pekerjaan itu," kata direktur museum Yuriy Savchuk kepada AFP sambil berdiri di bawah patung.
Dia mengatakan proyek itu sesuai dengan aspirasi Ukraina untuk 'bergerak' ke arah kubu Barat dan menjadi anggota NATO.
Dia menilai, pekerjaan menurunkan simbol Soviet pada patung itu merupakan bagian dari perang ideologis.
"Perang jelas juga terjadi di bidang budaya dan informasi. Ini adalah perang untuk identitas, untuk kesadaran masyarakat," kata Savchuk.
Para pekerja di buaian yang digantung di atas perisai sejak bulan lalu telah memindahkan berkas gandum dan pita dari lambang Soviet, menurunkannya dengan tali.
AFP melaporkan dari lokasi patung, para pekerja terlihat mereka memotong palu arit dan menurunkannya ke tanah setelah penundaan karena beberapa peringatan serangan udara dari Rusia.
"Mungkin ini seharusnya dilakukan sebelum invasi besar-besaran... tapi hari ini perang Rusia-Ukraina membawa relevansi baru untuk banyak pertanyaan yang tertunda di masa lalu," kata Savchuk.
Penggantian perisai tersebut menelan biaya 28 juta hryvnias ($758.000 atau setara Rp 11,5 miliar).
Para pejabat terkait menekankan dana renovasi patung akan dibayar melalui sumbangan dan sponsor, bukan dana negara.
Menteri Kesenian Ukraina yang mendukung proyek tersebut mengundurkan diri bulan lalu di tengah kritik resmi terhadap biaya proyek seni di masa perang tersebut.
Tetapi sebuah survei yang ditugaskan oleh kementerian kebudayaan tahun lalu menunjukkan, 85 persen orang Ukraina mendukung pencabutan simbol palu dan arit.
Simbol 'Melihat Musuh'
Penjabat menteri Ukraina, Rostislav Karandeyev memuji proyek itu sebagai "elemen penting dari perlawanan negaranya dalam pertempuran ideologis dengan musuh mereka."
Dia mengatakan perisai baru harus dipasang pada hari libur nasional bulan ini.
"Pada hari bendera Ukraina pada 23 Agustus dan hari kemerdekaan pada 24 Agustus," ujar Rostislav saat dia menyaksikan pekerjaan itu dari bawah.
Menteri mengatakan bahwa dia mengharapkan keputusan untuk mengganti nama patung itu juga "akan diambil pada tingkat politik."
Pematung Oleksiy Pergamenshchyk, yang menciptakan lambang trisula untuk perisai baru, mengatakan kepada AFP bahwa penghapusan simbol itu sudah lama terjadi.
“Kita bisa buktikan bahwa kita adalah bangsa yang besar dan kita tidak takut pada apapun, tantangan apapun,” ujarnya.
Pergamenshchyk belajar di bawah salah satu pematung monumen asli, Vasyl Borodai, dan menolak seruan agar monumen itu sendiri dirobohkan total karena pengerjaan konstruksinya dilakukan saat era Soviet.
"Itu dibuat oleh dua pematung besar Ukraina, (Evgeniy) Vuchetych dan Borodai, dan tidak terlihat (seperti budaya) Soviet karena Borodai membuatnya dengan pakaian Yunani," kata Pergamenshchyk.
Trisula baru berukuran panjang 7,60 meter dan lebar 4,56 meter, katanya, menambahkan patung itu menghadap ke utara, jauh dari kota.
"Sebenarnya (patung) Ibu Ukraina sedang melihat musuh, memegang perisai, memegang pedang, itu sangat simbolis," katanya.
(oln/*/AFP/Reuters/TMT)