Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cuaca Panas di Korsel Makin Mengkhawatirkan, di Beberapa Wilayah Mencapai 38 Derajat Celcius

Di beberapa wilayah di Korea Selatan, suhu udara naik mencapai lebih dari 38 derajat Celcius.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Cuaca Panas di Korsel Makin Mengkhawatirkan, di Beberapa Wilayah Mencapai 38 Derajat Celcius
Yonhap/The Korea Herald
Ancaman cuaca ekstrem di Korea Selatan semakin serius. Di beberapa wilayah, suhu udara naik mencapai lebih dari 38 derajat Celcius. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Cuaca ekstrem di Korea Selatan (Korsel) semakin mengkhawatirkan belakangan ini dan mendorong Pemerintah Korsel meningkatkan peringatan cuaca panas ke level tertinggi untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir kepada warganya.

Di beberapa wilayah di Korsel, suhu udara naik mencapai lebih dari 38 derajat Celcius. Peringatan ini disampaikan Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel hari Rabu waktu setempat.

Suhu panas ekstrem diperkirakan telah menewaskan sedikitnya 22 orang di seluruh negeri pada Selasa kemarin. "Pada Selasa kemarin, suhu yang diukur di kota Yeoju di selatan Seoul mencapai 38,4 derajat Celcius," kata Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel.

Korsel meningkatkan tingkat peringatan panas dalam sistem empat tingkatnya ke level tertinggi pada Selasa kemarin, tepat pukul 18.00, ini merupakan kali pertama sejak 2019.

Dikutip dariChannel News Asia, Rabu (2/8/2023), peringatan 'serius' tertinggi dikeluarkan saat suhu diperkirakan mencapai 35 derajat Celcius atau lebih tinggi pada setidaknya 40 persen dari 180 wilayah di negara itu selama lebih dari tiga hari.

"Cuaca ini membuat saya sangat berkeringat hanya dengan berjalan-jalan, anda tidak akan tahan dengan cuaca seperti ini tanpa kipas angin," kata Cho Ye-jin, seorang mahasiswa berusia 21 tahun di distrik wisata Myeongdong, Seoul, sambil memegang kipas portabel.

Berita Rekomendasi

Di wilayah selatan Buan, di mana Jambore Pramuka Dunia ke-25 berlangsung, sekitar 400 peserta mengalami gejala terkait panas saat hari pembukaannya pada Selasa kemarin.

"Sebagian besar dari mereka mengalami gejala ringan, seperti sakit kepala sementara, tapi tidak ada yang dirawat sebagai pasien serius," kata panitia penyelenggara acara itu dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Peringatan Dini Besok 3 Agustus 2023, BMKG: 19 Wilayah Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem

Panitia mengatakan memiliki enam helikopter dan 70 tempat tidur rumah sakit yang siap untuk memindahkan pasien jika terjadi keadaan darurat.

Sekitar 43.000 orang dari seluruh dunia rencananya turut ambil bagian dalam festival berkemah yang akan berlangsung hingga 12 Agustus mendatang.

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol pada Selasa kemarin mendesak para pejabat untuk meningkatkan langkah-langkah demi mencegah bertambahnya korban, terutama bagi orang yang bekerja di luar ruangan, warga lanjut usia dan mereka yang tinggal di rumah darurat tanpa sistem pendingin udara yang memadai.

Baca juga: Pabrik Toyota di Fukuoka Dilanda Cuaca Ekstrem, Kerja Shift Malam Ditiadakan

Para ahli mengatakan, meningkatnya frekuensi dan intensitas cuaca buruk merupakan gejala perubahan iklim global yang didorong oleh manusia. Gelombang panas pada sebagian besar dunia diperkirakan akan bertahan hingga Agustus mendatang.

Selain Korsel, Korea Utara (Korut) pun tengah berjuang melawan gelombang panas, dengan suhu harian tertinggi diperkirakan berkisar antara 35 hingga 37 derajat Celcius pada Kamis besok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas