Indonesia Tempatkan Pakarnya Jadi Pimpinan PBB di Intergovernmental Panel on Climate Change
Dalam pemilihan ini Prof Edvin menang secara voting mengalahkan kandidat dari Australia dan Selandia Baru.
Penulis: Erik S
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pada sesi ke 59, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) memilih daftar pemimpin baru untuk memandu arah kerja pada Assessment Report 7(AR 7).
Hasil pemilihan ini akan membentuk masa depan IPCC, oleh karenanya proses pemilihan melibatkan negosiasi yang kontinu dan pelacakan yang cermat untuk memastikan keseimbangan regional dapat tercapai. Dalam pertemuan ini dilakukan lebih dari 45 putaran pemungutan suara.
Dengan prosedur pemungutan suara yang tidak mudah serta aturan yang dirancang untuk memastikan keseimbangan regional ini berarti bahwa setiap putaran dapat mengubah daftar kandidat untuk putaran berikutnya.
Dengan demikian, negara-negara dapat menominasikan dan menominasikan kembali para kandidat sebagai upaya untuk memastikan keterwakilan negaranya efektif. Konsultasi regional yang dilakukan untuk memuluskan proses mencapai konsensus tentang pencalonan juga membutuhkan waktu yang lama, begitu pula pemungutan suara itu sendiri. Setiap putaran pemungutan suara memakan waktu setidaknya satu jam.
Hal ini menyebabkan waktu pemilihan melewati waktu yang dijadwalkan.
"Keberhasilan Prof. Edvin Aldrian ini menegaskan posisi Indonesia di kancah saintifik global terutama di isu perubahan iklim. Menjadi bukti nyata pengakuan dunia Internasional atas peran dan pengakuan atas kontribusi Indonesia selama ini dalam upaya penanggulangan perubahan iklim," demikian bunyi pernyataan rilis yang diterima Tribunnews.
Dengan adanya wakil Indonesia di IPCC, maka Pemerintah Indonesia mendapatkan keuntungan sebagai berikut :
a. Perwakilan pemerintah Indonesia dapat menghadiri pertemuan Biro IPCC mendampingi Prof. Edvin Aldrian dan memberikan masukan penting yang akan dibawa ke sidang Panel IPCC.
b. Indonesia dapat lebih mendorong keterwakilan ahli Indonesia sebagai Author Laporan IPCC.
c. Kepentingan Indonesia dapat lebih diperjuangkan untuk masuk ke dalam Laporan IPCC.
Prof. Edvin Aldrian saat ini bertugas di Badan Riset dan Inovasi Nasional, dalam Pusat Riset Iklim Atmosfer. Keterlibatannya dalam bidang Perubahan Iklim bukanlah hal baru mengingat peran aktifnya selama ini dalam bidang Iklim dan Cuaca baik secara nasional dan Internasional.
Latar belakang Pendidikan Prof Edvin adalah pemodelan Iklim laut dan atmosfer. Dalam IPCC sendiri, Prof Edvin sudah mulai terlibat dari tahun 2009 sebagai Penulis Utama IPCC sebelum menjadi anggota biro IPCC tahun 2015.
Selain Prof Edvin, Indonesia juga berhasil menempatkan Dr. Joni Jupesta dalam memenangkan pemilihan anggota TFB IPCC dari region V. Dr. Joni Jupesta berhasil mengalahkan kandidat dari Malaysia dan Australia, dengan perolehan 53 Suara (56%).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.