Sudah 2 Bulan Ukraina Lakukan Serangan Balasan ke Rusia, Bagaimana Hasilnya?
Dua bulan sudah Ukraina melakukan serangan balasan terhadap Rusia. Dalam dua bulan tersebut, apakah Ukraina berhasil melancarkan operasinya?
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
Saat pasukan Ukraina mengobarkan perjuangan yang sulit melawan pasukan Rusia, para pejabat di Kyiv berusaha untuk membentuk bagaimana dunia memandang serangan balasannya.
Para pejabat Ukraina dan pendukung mereka mengatakan mereka yakin mereka akan menang di medan perang pada akhirnya.
Baca juga: Serangan Ukraina Terhadap Kapal Perang Rusia Sudah Diprediksi Pakar: Itu Mungkin Baru Permulaan
Akan tetapi, mereka memperingatkan terhadap apa yang mereka lihat sebagai ekspektasi yang tidak realistis dalam liputan dan komentar media, yang dapat menciptakan narasi menyesatkan yang menunjukkan bahwa mereka tidak dapat dan tidak akan menang.
"Dua hal yang terus kami minta dari sekutu kami adalah senjata dan kesabaran," kata Penasihat Menteri Pertahanan Ukraina, Yuriy Sak, dikutip dari NBC.
Meskipun dilengkapi senjata dan peralatan baru buatan AS dan Barat lainnya, Ukraina tidak memiliki kekuatan udara dan menghadapi perlawanan keras dari pasukan Rusia yang telah menanam ratusan ranjau di garis depan.
Sejak serangan balasan diluncurkan pada bulan Juni, Ukraina telah merebut kembali sekitar 241 kilometer persegi wilayah di selatan dan timur negara itu.
Yuriy Sak dan pejabat lainnya di Kyiv mengatakan bahwa militer Ukraina memprioritaskan pengamanan pasukan dan senjatanya saat mencari titik lemah dalam pertahanan Rusia.
Sementara itu, Ukraina telah mulai mengerahkan pasukan di selatan negara itu dan melakukan serangan skala kecil untuk menguji garis pertahanan Rusia.
Baca juga: Rusia Gagalkan Serangan Ukraina di Laut Hitam, Kyiv Intensifkan Perang Psikologis
Memunculkan Kekecewaan
Meski begitu, sikap dari Ukraina perihal mengabaikan nasihat dari Barat, khususnya AS, telah memunculkan kekecewaan dan frustasi.
Seorang pejabat yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, perilaku Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah membuat marah AS dengan mengabaikan perintah mereka.
Kepada CNBC, pejabat itu mengatakan Zelensky hanya terus menuntut tanpa mengindahkan nasihat dari AS.
Pejabat itu mengatakan, insiden pra-KTT NATO menjadi salah satu dari beberapa bentrokan antara Washington dan Kyiv yang terjadi sejak konflik dengan Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-527: Soal Kesepakatan Biji-bijian, Kremlin Ragu AS Tepati Janji
"Jadi AS sangat menyarankan Ukraina untuk tidak melakukan hal-hal tertentu, tetapi Kiev tetap melakukannya, mengesampingkan atau tidak menangani kekhawatiran AS," kata sumber tersebut.
"Dan (kemudian) mereka datang ke Amerika Serikat, atau Washington atau pemerintahan Biden, mengeluh karena tidak terlibat dalam pembicaraan NATO," lanjutnya.