Populer Internasional: Kekacauan Jambore di Korea - Wanita Diduga jadi Mata-mata Rusia Ditangkap
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya kekacauan yang terjadi di acara jambore dunia di Korea.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Acara jambore dunia yang digelar di Korea rupanya tidak berjalan mulus.
Masalah cuaca dan kurangnya persiapan menyebabkan puluhan ribu peserta dipulangkan lebih awal.
Sementara itu di India, bentrokan rasial masih terus terjadi. Sekitar 300 rumah dan toko pemilik mayoritas muslim jadi sasaran serangan massa.
Soal perang di Ukraina yang masih berlangsung, seorang wanita ditangkap diduga mata-mata untuk Rusia.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Kekacauan Jambore di Korea: Peserta Pingsan karena Panas, Ular Masuk Tenda hingga Masalah Kebersihan
Kepala pramuka Inggris mengecam penyelenggara jambore dunia di Korea Selatan ketika orang tua dari salah satu peserta menyebut anak mereka pingsan karena panas yang ekstrem dan seekor ular ditemukan di bawah tempat tidur putrinya.
Dilansir Independent, kontingen Inggris sudah terlebih dahulu meninggalkan jambore sebelum evakuasi massal dilakukan hari ini, Selasa 8 Agustus 2023.
Matt Hyde, kepala eksekutif Pramuka Inggris, mengatakan pihaknya memutuskan untuk menarik lebih dari 4.000 peserta pada hari Jumat (4/8/2023) demi keselamatan peserta sendiri.
Peserta dari Inggris ditarik di tengah kekhawatiran panas ekstrem, yang menyebabkan ratusan orang jatuh sakit beberapa hari sebelumnya.
Ada pula masalah makanan serta kebersihan.
Hyde mengatakan sanitasi di acara tersebut dan kebersihan toilet menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan yang parah.
Ia juga mengkhawatirkan minimnya layanan medis serta jumlah makanan yang tersedia, terutama bagi mereka yang memiliki kebutuhan makanan khusus.
2. Wanita Ukraina Ditangkap Diduga Jadi Mata-mata Rusia untuk Rencana Pembunuhan Presiden Zelensky
Baca juga: Pejabat Barat Ungkap Kondisi Sebenarnya seputar Serangan Balasan Ukraina: Masa Tersulit dalam Perang
Seorang wanita Ukraina ditahan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU) sehubungan dengan rencana untuk menyerang Presiden Volodymyr Zelensky, ungkap dinas tersebut dalam sebuah pernyataan pada Senin (7/8/2023).
Dilansir ABC News, wanita tersebut tinggal di Mykolaiv, sebuah kota tenggara dekat garis depan.
Nama wanita itu tidak disebutkan, tetapi disebut pernah bekerja sebagai mantan pramuniaga toko militer.
Kini ia sedang diinterogasi, kata para pejabat.
Wanita itu disebut menjadi bagian dari komplotan yang ditujukan untuk membunuh Zelensky selama kunjungannya minggu lalu ke Mykolaiv.
Aparat penegak hukum mengatakan dia tertangkap basah saat menyerahkan informasi kepada Rusia.
Wanita itu diduga menyampaikan informasi kepada pasukan Rusia tentang lokasi Volodymyr Zelensky, termasuk jadwal lengkap kunjungan sang presiden ke wilayah tersebut.
3. Ledakan Bom di 2 Wilayah Pakistan, 9 Orang Tewas, Termasuk Politisi Lokal di Balochistan
Sembilan orang meninggal dunia di Pakistan akibat ledakan bom di dua wilayah pada Senin (7/8/2023).
Seorang politisi lokal dan enam temannya di Distrik Kech, Provinsi Balochistan, meninggal dunia dalam ledakan bom mobil saat berada dalam perjalanan.
Politisi yang terbunuh adalah Ishaq Yaqub, anggota Partai Awami Balochistan.
Ledakan bom di Balochistan itu terjadi beberapa jam setelah ledakan bom bunuh diri di Distrik Waziristan di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Seorang pejabat keamanan Waziristan mengatakan kepada RFE/RL, mobil bermuatan bahan peledak penyerang bertabrakan dengan kendaraan pasukan keamanan, yang memicu ledakan.
Sepasang suami istri yang sedang melintas di lokasi itu, meninggal dunia akibat ledakan bom bunuh diri.
Pejabat itu mengatakan kendaraan pasukan keamanan antipeluru dan tentara tidak terluka dalam serangan itu.
Pengeboman di Waziristan berada di lokasi yang berbatasan dengan Afghanistan.
4. India Hancurkan 300 Rumah dan Toko Mayoritas Muslim di Distrik Nuh setelah Bentrokan
Baca juga: Peringatan Baru WHO tentang Sirup Obat Batuk India yang Terkontaminasi
Otoritas daerah di Distrik Nuh, negara bagian Haryana, India, menghancurkan lebih dari 300 rumah dan toko mayoritas penduduk Muslim selama empat hari.
Mereka menggunakan buldoser untuk meratakan bangunan itu mulai Kamis (3/8/2023) hingga Minggu (6/8/2023).
Penghancuran ini menyusul bentrokan komunal pada 31 Juli hingga 1 Agustus 2023.
Abdul Rasheed, penduduk Distrik Nuh yang tokonya dihancurkan, mengatakan patah hati dengan tindakan penghancuran itu.
"Saya patah hati. Keluarga dan anak-anak saya bergantung pada sewa yang kami terima dari toko. Kami telah menyewa toko untuk umat Hindu dan Muslim," katanya kepada Al Jazeera, Minggu (6/8/2023).
Abdul Rasheed mengatakan, pihak berwenang tidak memberikan pemberitahuan atau menunjukkan perintah apa pun dan langsung membuldoser semuanya.
"Mereka menghancurkan hotel, toko, dan rumah. Tidak ada banding dan sidang," tambahnya.
Toko milik Abdul Rasheed termasuk di antara lebih dari 300 rumah dan bisnis mayoritas Muslim yang dibuldoser pemerintah di Haryana.
Keterangan Pemerintah Distrik Nuh
Juru bicara BJP, Raman Malik, mengatakan kepada Al Jazeera, pembongkaran ini dilakukan untuk menghentikan "perambahan ilegal" yang menghubungkan tanah nasionalis dan tidak ada hubungannya dengan kerusuhan yang terjadi akhir Juli lalu.
(Tribunnews.com)