Ukraina Tuduh Pasukan Rusia Targetkan Serangan ke Petugas Penyelamat
Ukraina menyebut serangan Rusia di kota Pokrovsk di Ukraina timur menargetkan petugas penyelamat.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Ukraina menyebut serangan Rusia yang mematikan di kota Pokrovsk di Ukraina timur dirancang untuk menargetkan petugas penyelamat.
Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan serangan sebagai potensi kejahatan perang.
Pada Senin (7/8/2023), sebuah rudal balistik jarak pendek menghantam bangunan tempat tinggal biasa di timur kota Ukraina.
Rusia menyerang sebuah apartemen dan hotel dengan dua rudal berturut-turut.
Dalam serangan itu, sembilan orang tewas dan 82 lainnya luka-luka.
“Separuh bangunan sudah hilang, jadi untungnya tidak ada orang di dalam,” ujar pemimpin militer setempat, Serhii Dobriak, Selasa (8/8/2023), dilansir CNN.
Baca juga: Rusia Tugaskan Pejuang Elite Chechnya Jaga Kota Nuklir yang Direbut dari Ukraina
Diberitakan Al Jazeera, satu dari 9 korban yang tewas adalah petugas darurat.
Lalu, sebagian besar yang terluka adalah petugas polisi, pekerja darurat, dan tentara yang bergegas membantu warga.
Menurut Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko, kru darurat masih memindahkan puing-puing saat rudal kedua menghantam.
Sejak awal perang, Rusia sebelumnya telah mencapai target dan kemudian menyerang tempat yang sama sekitar 30 menit dan sering mengenai tim darurat.
Taktik itu disebut 'double tap' dalam jargon militer, yang juga digunakan Rusia selama perang Suriah.
Klaim Rusia
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim serangan itu menghantam pos komando tentara Ukraina di Pokrovsk.
Di antara mereka yang terluka adalah Volodymyr Nikulin, seorang petugas polisi yang berasal dari kota pelabuhan Mariupol yang sekarang diduduki Rusia.
Sesampainya di lokasi setelah serangan rudal pertama, Nikulin terluka pada serangan kedua saat pecahan peluru menembus paru-paru kiri dan tangan kirinya.
Baca juga: Helikopter Alligator Ka-52 Rusia Jatuh Dihajar Roket Manpads Ukraina di Garis Depan Pertempuran
Dikutip dari AP News, dalam video yang beredar, Nikulin terlihat terbaring di tempat tidur tanpa baju, dengan darah kering di sisi tubuhnya, dan menutupi tangan kirinya.
Nikulin bergerak dengan rasa sakit untuk menunjukkan lukanya.
Ia mengatakan kepada Kepolisian Nasional dalam sebuah video bahwa dia takut akan serangan kedua, tetapi tetap pergi untuk membantu.
Banyak sekali yang terluka di rumah sakit sehingga Nikulin masih menunggu untuk dioperasi pada Selasa pagi.
Dia kemudian dibawa ke rumah sakit di Dnipro, di mana pecahan pelurunya akan diangkat.
Baca juga: AS Kirim Tank Berat ke Ukraina, Rusia Kerahkan Ribuan Tank Era Soviet, Ini Penampakannya
Gubernur daerah, Kyrylenko, mengatakan 12 gedung bertingkat rusak di Pokrovsk.
Selain itu, sebuah hotel, apotek, dua toko, dan dua kafe, juga dilaporkan rusak.
Atap sebuah bangunan hancur sebagian, dan puing-puing memenuhi trotoar di luar.
Di seberang jalan, taman bermain anak-anak juga rusak.
Diketahui, rudal, drone, dan artileri Rusia telah berulang kali menghantam wilayah sipil dalam perang.
Baca juga: Rusia: Serangan Artileri dan Roket Ukraina di Donetsk Tewaskan 3 Orang, Lukai 11 Lainnya
Kremlin mengatakan pasukannya hanya menargetkan aset militer dan mengklaim kerusakan lain disebabkan oleh puing-puing dari pertahanan udara Ukraina.
Sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022, 78 pegawai Layanan Darurat Negara Ukraina telah tewas dan 280 lainnya terluka saat menanggapi serangan rudal Rusia.
Pejabat Ukraina mengatakan penyelamat dilindungi oleh konvensi internasional karena mereka memberikan bantuan kemanusiaan dan tidak terlibat dalam operasi tempur.
(Tribunnews.com/Nuryanti)