Bakal Calon Presiden Ekuador Ditembak Mati Saat Kampanye, Gengster Los Lobos Mengaku Jadi Eksekutor
Los Lobos adalah geng terbesar kedua di Ekuador dengan sekitar 8.000 anggota, banyak di antaranya berada di balik jeruji besi.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Bakal Calon Presiden Ekuador Ditembak Mati Saat Lagi Kampanye, Fernando Villavicencio Ditembak Gengster
TRIBUNNEWS.COM - Seorang kandidat, bakal calon presiden dalam pemilihan presiden Ekuador mendatang dilaporkan ditembak mati pada saat kampanye.
Sosok tersebut adalah Fernando Villavicencio yang gencar berkampanye melawan korupsi dan permasalahan gengster.
Fernando Villavicencio, anggota majelis nasional negara itu, dilaporkan diserang saat meninggalkan acara di ibu kota, Quito, Rabu (9/8/2023).
Baca juga: Buntut Tewasnya Fernando Villavicencio, Presiden Ekuador Umumkan Masa Berkabung Nasional 3 Hari
Villavicencio disebutkan menjadi satu di antara sedikit kandidat yang menuduh ada hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah di Ekuador.
Sebuah geng kriminal bernama Los Lobos (Serigala) telah mengaku bertanggung jawab.
Los Lobos adalah geng terbesar kedua di Ekuador dengan sekitar 8.000 anggota, banyak di antaranya berada di balik jeruji besi.
Geng tersebut telah terlibat dalam sejumlah perkelahian penjara yang mematikan baru-baru ini, di mana puluhan narapidana dibunuh secara brutal.
Los Lobos, faksi pecahan dari gengster Los Choneros, diyakini memiliki hubungan dengan Kartel Generasi Baru Jalisco (CJNG) yang berbasis di Meksiko. Bisnis mereka disebutkan memperdagangkan kokain.
Kecurigaan atas pembunuhan itu pertama kali diarahkan pada Los Choneros, yang telah mengancam Villavicencio minggu lalu.
Namun belakangan Los Lobos mengaku bertanggung jawab dalam sebuah video di mana anggota geng yang mengenakan balaclavas (penutup kepala dan wajah) memasang tanda geng dan melambaikan senjata mereka.
Ekuador secara historis merupakan negara yang relatif aman dan stabil di Amerika Latin.
Tetapi kejahatan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dipicu oleh meningkatnya kehadiran kartel narkoba Kolombia dan Meksiko, yang menyusup ke geng kriminal lokal.
Pembunuhan itu terjadi kurang dari dua minggu sebelum pemilihan presiden, di mana masalah ketidakamanan menjadi perhatian utama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.