Gedung Putih Gelar Lomba Siber Berbasis AI untuk Tangkis Peretas
Presiden Joe Biden meluncurkan sebuah kontes siber untuk mendorong penggunaan kecerdasan buatan (AI).
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Di tengah memanasnya perang dagang terkait industri chip antara China dan Amerika Serikat, Presiden Joe Biden meluncurkan sebuah kontes siber untuk mendorong penggunaan kecerdasan buatan (AI).
"Keamanan siber senilai miliaran dolar adalah perlombaan antara serangan dan pertahanan," kata Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional pemerintah AS.
Meski tak dijelaskan secara spesifik kapan ajang perlombaan ini akan digelar, namun dengan hadirnya perlombaan tersebut diharap sistem keamanan di Amerika bisa kembali ditingkatkan, sehingga ancaman peretas data pribadi bisa diantisipasi.
Mengingat selama setahun terakhir, sekitar 48 distrik di Amerika yang telah mengalami serangan ransomware sebanyak tiga kali.
Serangan siber pada Oktober 2022 lalu sempat membuat 1,2 juta siswa terdampak, lantaran website sekolah tidak bisa diakses hingga mereka kehilangan waktu pembelajaran selama tiga tiga minggu.
Alasan ini yang mendorong pemerintah Amerika untuk mengadakan kontes siber AI.
Untuk menyukseskan acara pameran ini, nantinya para pemenang dari ajang perlombaan siber berbasi AI bisa mendapatkan hadiah sebanyak 20 juta dolar AS.
"Tujuan kami dengan tantangan AI DARPA adalah untuk mendorong komunitas yang lebih besar dari para pembela siber yang menggunakan model AI yang berpartisipasi untuk berlomba lebih cepat - menggunakan AI generatif untuk memperkuat pertahanan siber kita," kata Neuberger.
Selain untuk menangkal serangan siber, perlombaaan ini juga diharap dapat memacu industri AI di Amerika, terlebih belakangan ini negara paman Sam terus mengalami tekanan akibat saksi yang dilayangkan China.
Baca juga: BSSN: Tak Ada Negara yang Aman dari Serangan Siber
Salah satunya pembatasan ekspor bahan pembuatan chip untuk produsen semikonduktor dan industri teknologi AS.
Imbas pengetatan itu Amerika kini tak dapat lagi menerima pasokan gallium antimonida, galium arsenida, galium logam, galium nitrida, galium oksida, galium fosfida, gallium selenida, dan gallium arsenide.
Baca juga: Serangan Siber Lagi Marak, Perusahaan Perlu Antisipasi Bocornya Data Berharga Pelanggan
Serta germanium dioksida, substrat pertumbuhan epitaksi germanium, ingot germanium, logam germanium, germanium tetraklorida, dan seng germanium fosfida yang penting dalam pembuatan teknologi inframerah, kabel serat optik dan sel surya.