Pembunuhan Kandidat Presiden Ekuador, 1 Terduga Pelaku Tewas dan 6 Ditangkap
6 orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio telah ditangkap.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Enam orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio, telah ditangkap.
Sementara itu, 1 tersangka lainnya tewas, ujar Menteri Dalam Negeri Jose Serrano dalam konferensi pers.
Dilansir ABC News, keenam tersangka yang saat ini ditahan dilaporkan memiliki hubungan dengan kejahatan terorganisir, yang dalangnya masih belum diketahui.
Enam orang yang ditahan diidentifikasi bernama Andres M., Jose N., Eddy G., Camilo R., Jules C., dan Jhon Rodriguez.
Selama penggerebekan, sebuah senapan laras panjang (rifle), senapan mesin ringan, empat pistol, tiga granat, empat kotak amunisi, dua sepeda motor dan kendaraan yang dilaporkan dicuri ditemukan, menurut Serrano.
Presiden Guillermo Lasso telah meminta tim FBI untuk membantu penyelidikan terkait pembunuhan Villavicencio.
Baca juga: Capres Ekuador Fernando Villavicencio Tewas Ditembak, Presiden Tetapkan Masa Darurat 2 Bulan
Delegasi FBI diharapkan segera tiba di Quito, tempat kejadian, menurut kantor Presiden Lasso.
Menanggapi insiden pembunuhan itu, angkatan bersenjata telah dikerahkan di seluruh pelosok negeri.
Mereka akan terus berjaga sampai pemilu selesai.
Presiden Lasso mengatakan pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 20 Agustus tidak akan ditunda.
Sebelum kematiannya, Villavicencio sudah menerima ancaman dari geng Los Choneros bulan lalu.
Geng Los Choneros dan Los Lobos mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, menurut mantan manajer kampanye Villavicenio.
Kedua geng tersebut dikenal sebagai rival dan kerap melakukan berbagai kerusuhan di penjara negara.
Fernando Villavicencio menekankan kampenyenya pada hubungan antara geng dan pejabat pemerintah.
Baca juga: Sebelum Dibunuh, Capres Ekuador Fernando Villavicencio Ajukan Penyelidikan Korupsi Pejabat
Mantan jurnalis antikorupsi ini ditembak pada Rabu (9/8/2023), saat meninggalkan sekolah setelah memberikan pidato kepada para pendukung muda.
Usianya 59 tahun dan merupakan salah satu dari sembilan kandidat yang mencalonkan diri.
Sepuluh orang di lokasi tertembak, termasuk seorang terduga pelaku dan dua petugas polisi, menurut kementerian dalam negeri.
Serangan ini menandai pembunuhan pertama calon presiden dalam sejarah Ekuador.
Sebelumnya, wali kota Manta tewas bulan lalu di jalan dalam pembunuhan yang menurut para pejabat terkait dengan kejahatan terorganisir, kata para pejabat.
Presiden Lasso mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja."
Dia menambahkan bahwa "organisasi kejahatan bertindak terlalu jauh dan akan merasakan dampak hukum akibat perbuatannya."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)