Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Pendaki Gunung K2 Diduga Langkahi Porter Sekarat Demi Pecahkan Rekor Baru

Pendaki gunung asal Norwegia, Kristin Harila membantah tuduhan bahwa timnya melangkahi porter Gunung K2 yang tengah sekarat demi memecahkan rekor baru

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Kronologi Pendaki Gunung K2 Diduga Langkahi Porter Sekarat Demi Pecahkan Rekor Baru
Sky News
Seorang pendaki gunung asal Norwegia, Kristin Harila membantah tuduhan bahwa timnya melangkahi porter Gunung K2 yang tengah sekarat demi memecahkan rekor baru pendakian gunung tertinggi kedua di dunia. 

“Itu adalah kecelakaan yang sangat tragis yang terjadi di K2 hari itu,” kata Harila.

"Dan kami merasa sangat kasihan pada Hassan sendiri dan keluarganya, istri dan anak-anaknya serta ibunya.”

Kontroversi Kematian Porter Gunung K2

Dikutip ABC News, kematian Mohammad Hassan 27 Juli di K2, puncak tertinggi kedua di dunia, memicu kontroversi yang berkelanjutan.

Dua pendaki berpendapat bahwa dia bisa diselamatkan jika semua orang di gunung hari itu membatalkan pendakian mereka dan fokus untuk menurunkannya dengan aman.

Baca juga: Wanita Pendaki Usia 70 Tahun Taklukkan Gunung Slamet, Ingin Mendaki 7 Puncak Tertinggi di Indonesia

Rekor Pendakian Kristin Harila 

Kematian Hassan juga membayangi rekor yang dibuat oleh pendaki Norwegia Kristin Harila dan pemandu Sherpa-nya, Tenjin.

Dengan mendaki K2 hari itu, mereka menjadi pendaki tercepat di dunia, mendaki 14 gunung tertinggi dunia dalam 92 hari.

Harila mengatakan kepada The Associated Press pada hari Minggu bahwa "dalam kondisi bersalju yang kami alami di sana hari itu, tidak mungkin untuk membawanya turun."

Berita Rekomendasi

“Saya yakin jika kami melihat peluang untuk membawanya turun dari sana, semua orang akan mencobanya,” katanya melalui Zoom dari Norwegia.

"Tapi itu tidak mungkin," ucapnya.

Penyelidikan Kematian Porter Gunung K2

Di Pakistan, otoritas lokal di wilayah Gilgit-Baltistan, yang memiliki yurisdiksi atas K2, membentuk komite beranggotakan lima orang pada 7 Agustus untuk menyelidiki kematian Hassan.

Mandat komite mencatat bahwa sangat penting untuk menentukan fakta setelah “laporan menyedihkan yang beredar di berbagai platform media sosial.”

"Penyelidik akan mencoba menentukan, antara lain, apakah lebih banyak yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan Hassan," kata Wakil Direktur Departemen Olahraga dan Pariwisata Gilgit-Baltistan, Sajid Hussain.

Dia mengatakan kepada AP pada hari Minggu bahwa penyelidik akan menyerahkan temuan mereka pada 22 Agustus.

Hassan merupakan seorang ayah tiga anak berusia 27 tahun.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas