Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Pendaki Gunung K2 Diduga Langkahi Porter Sekarat Demi Pecahkan Rekor Baru

Pendaki gunung asal Norwegia, Kristin Harila membantah tuduhan bahwa timnya melangkahi porter Gunung K2 yang tengah sekarat demi memecahkan rekor baru

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Kronologi Pendaki Gunung K2 Diduga Langkahi Porter Sekarat Demi Pecahkan Rekor Baru
Sky News
Seorang pendaki gunung asal Norwegia, Kristin Harila membantah tuduhan bahwa timnya melangkahi porter Gunung K2 yang tengah sekarat demi memecahkan rekor baru pendakian gunung tertinggi kedua di dunia. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pendaki gunung asal Norwegia, Kristin Harila membantah tuduhan bahwa timnya melangkahi porter Gunung K2 yang tengah sekarat, demi memecahkan rekor baru pendakian gunung tertinggi kedua di dunia.

Porter yang sekarat itu yakni Mohammed Hassan yang berasal dari Pakistan, lapor BBC.

Belakangan diketahui Hassan meninggal karena radang dingin dan hipotermia.

Kejadian itu terekam kamera pendaki lain dan videonya pun viral di jagad maya.

Kristin Harila bersama timnya mengaku sudah melakukan segala cara untuk menolong Hassan.

"Ini kecelakaan yang tragis, di sini ada seorang ayah dan anak laki-laki dan seorang suami yang kehilangan nyawanya di K2," katanya kepada BBC.

"Saya pikir, sangat menyedihkan karena berakhir seperti ini," ucapnya.

Baca juga: Hilang 37 Tahun, Sisa Tubuh Pendaki Jerman Ditemukan di Gletser yang Mencair

Seorang pendaki gunung asal Norwegia, Kristin Harila membantah tuduhan bahwa timnya melangkahi porter Gunung K2 yang tengah sekarat demi memecahkan rekor baru pendakian gunung tertinggi kedua di dunia.
Seorang pendaki gunung asal Norwegia, Kristin Harila membantah tuduhan bahwa timnya melangkahi porter Gunung K2 yang tengah sekarat demi memecahkan rekor baru pendakian gunung tertinggi kedua di dunia. (Sky News)
Berita Rekomendasi

"Kami mencoba berjam-jam untuk menyelamatkannya dan kami mungkin berada di area paling berbahaya di K2," katanya.

Wanita itu menambahkan bahwa dia dan rekan satu timnya "mengambil risiko yang sangat, sangat besar."

Kronologi Kejadian

Harila mengatakan Hassan terpeleset dan jatuh dari jalur yang sempit sekitar pukul 02:15 pagi waktu setempat pada 27 Juli 2023.

Pria itu kemudian bergelantungan di tali.

Saat itu, Hassan berada di urutan kedua dalam barisan pendaki.

Harila mengatakan dia berada di urutan ke-8 dan anggota timnya masing-masing berada di posisi ke-7 dan ke-9.

Saat mereka mencoba untuk menarik Hassan ke jalan setapak, longsoran salju runtuh di dekat tempat tim pengaturan depannya berada.

Setelah 90 menit memperhatikan Hassan, Harila dan rekan satu timnya bergerak ke arah puncak untuk memeriksa tim pengaturan.

"Juru kamera saya, Gabriel, tetap di belakang bersama Hassan," katanya.

Gabriel membagi oksigennya dengan Hassan, memberinya air hangat dan mencoba menghangatkannya.

Dia mengatakan Gabriel tinggal bersama porter selama 2,5 jam tetapi mulai kehabisan oksigen.

Gabriel kemudian bergerak menuju puncak untuk bertemu dengan para sherpa Harila yang memiliki tangki oksigen ekstra.

"Saat itu, ada juga yang merawat Hassan," katanya.

Ketika Gabriel tiba di puncak, Harila menanyakan kabar Hassan.

Baca juga: Dikira Sedang Tertidur, Pendaki Gunung Lawu Ditemukan Meninggal di Tenda, Diduga Alami Hipotermia

Wanita itu mengatakan Gabriel memberitahunya bahwa Hassan "dalam kondisi yang sangat buruk".

Dalam perjalanan kembali, Harila melihat mayat Hassan tergeletak di jalur setapak.

Bantah Klaim Pendaki Austria

Harila menolak klaim yang dibuat oleh pendaki Austria Wilhelm Steindl bahwa lebih banyak upaya yang akan dilakukan jika orang Barat terluka di gunung.

Steindl dan pendaki Jerman Philip Flaemig, yang merekam menggunakan kamera drone, telah meninggalkan pendakian K2 mereka pada hari sebelumnya karena cuaca buruk.

"Kami benar-benar berusaha menyelamatkannya dan kami akan melakukan hal yang sama jika saya atau orang lain yang tergantung terbalik di sana," katanya.

"Kami tidak bisa melakukan apa-apa lagi."

Harila mengatakan Hassan tampaknya tidak memiliki peralatan atau pelatihan yang tepat sebagai porter di dataran tinggi dan tampaknya itu adalah pendakian pertamanya.

“Itu adalah kecelakaan yang sangat tragis yang terjadi di K2 hari itu,” kata Harila.

"Dan kami merasa sangat kasihan pada Hassan sendiri dan keluarganya, istri dan anak-anaknya serta ibunya.”

Kontroversi Kematian Porter Gunung K2

Dikutip ABC News, kematian Mohammad Hassan 27 Juli di K2, puncak tertinggi kedua di dunia, memicu kontroversi yang berkelanjutan.

Dua pendaki berpendapat bahwa dia bisa diselamatkan jika semua orang di gunung hari itu membatalkan pendakian mereka dan fokus untuk menurunkannya dengan aman.

Baca juga: Wanita Pendaki Usia 70 Tahun Taklukkan Gunung Slamet, Ingin Mendaki 7 Puncak Tertinggi di Indonesia

Rekor Pendakian Kristin Harila 

Kematian Hassan juga membayangi rekor yang dibuat oleh pendaki Norwegia Kristin Harila dan pemandu Sherpa-nya, Tenjin.

Dengan mendaki K2 hari itu, mereka menjadi pendaki tercepat di dunia, mendaki 14 gunung tertinggi dunia dalam 92 hari.

Harila mengatakan kepada The Associated Press pada hari Minggu bahwa "dalam kondisi bersalju yang kami alami di sana hari itu, tidak mungkin untuk membawanya turun."

“Saya yakin jika kami melihat peluang untuk membawanya turun dari sana, semua orang akan mencobanya,” katanya melalui Zoom dari Norwegia.

"Tapi itu tidak mungkin," ucapnya.

Penyelidikan Kematian Porter Gunung K2

Di Pakistan, otoritas lokal di wilayah Gilgit-Baltistan, yang memiliki yurisdiksi atas K2, membentuk komite beranggotakan lima orang pada 7 Agustus untuk menyelidiki kematian Hassan.

Mandat komite mencatat bahwa sangat penting untuk menentukan fakta setelah “laporan menyedihkan yang beredar di berbagai platform media sosial.”

"Penyelidik akan mencoba menentukan, antara lain, apakah lebih banyak yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan Hassan," kata Wakil Direktur Departemen Olahraga dan Pariwisata Gilgit-Baltistan, Sajid Hussain.

Dia mengatakan kepada AP pada hari Minggu bahwa penyelidik akan menyerahkan temuan mereka pada 22 Agustus.

Hassan merupakan seorang ayah tiga anak berusia 27 tahun.

"Pria itu dipekerjakan oleh perusahaan ekspedisi Lela Peak yang berbasis di Pakistan dan ditugaskan ke tim pendaki Rusia," kata Direktur Perusahaan Anwar Syed.

Seorang pendaki gunung asal Norwegia, Kristin Harila membantah tuduhan bahwa timnya melangkahi porter Gunung K2 yang tengah sekarat demi memecahkan rekor baru pendakian gunung tertinggi kedua di dunia.
Seorang pendaki gunung asal Norwegia, Kristin Harila membantah tuduhan bahwa timnya melangkahi porter Gunung K2 yang tengah sekarat demi memecahkan rekor baru pendakian gunung tertinggi kedua di dunia. (Sky News)

Pendaki Norwegia Pecahkan Rekor Pendaki Tercepat

Pada akhirnya, Kristin Harila berhasil memecahkan rekor sebagai orang tercepat yang mencapai semua puncak di atas 8.000 meter.

Ditanya apakah dia merasa kontroversi telah menodai rekornya, Harila mengatakan “tentu saja,” tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

Dia tampak putus asa selama wawancara dan mengatakan telah menerima ancaman pembunuhan.

Dikutip The Guardian, K2 secara luas dianggap sebagai salah satu puncak tersulit dalam pendakian gunung.

Gunung K2 juga merupakan yang paling mematikan dari lima gunung tertinggi di dunia.

Berdasarkan data dari tahun 2018 menunjukkan lebih dari seperlima upaya pendakian berakhir dengan kematian.

Para ahli mengatakan topografi di K2 lebih sulit daripada Everest karena lebih sedikit gunung yang rata.

K2 juga rawan longsor dan batu jatuh.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas