Dalam Waktu Kurang dari Seminggu, Dua Politisi Ekuador Tewas Terbunuh
Dua politisi Ekuador tewas dalam waktu kurang dari seminggu setelah insiden penambakan calon presiden Fernando Villavicencio.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemimpin partai politik tewas terbunuh di Ekuador, Senin (14/8/2023).
Ia adalah politisi kedua yang dibunuh dalam waktu kurang dari seminggu, BBC.com melaporkan.
Pedro Briones ditembak mati di rumahnya oleh orang-orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor di provinsi Esmeraldas utara.
Briones adalah pemimpin Partai Revolusi Rakyat sayap kiri di Esmeraldas.
Pembunuhan Briones terjadi hanya lima hari setelah kandidat presiden Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak mati di ibu kota Quito, Rabu (9/8/2023) lalu.
Tingkat pembunuhan Ekuador meningkat diduga karena geng-geng lokal menjalin aliansi dengan kartel kejahatan internasional.
Baca juga: Bos Mafia Dipindah ke Sel Khusus, Pernah Ancam Capres Ekuador Fernando Villavicencio sebelum Dibunuh
Pembunuhan para politisi telah mengguncang Ekuador menjelang pemilihan presiden pada 20 Agustus mendatang.
Rekan-rekan anggota partai menyampaikan belasungkawa mereka kepada keluarga Briones.
Kandidat presiden dari Partai Revolusi Rakyat, Luisa González, mengatakan bahwa Ekuador sedang melalui "masa paling berdarah".
Mantan presiden Rafael Correa, yang mendirikan Partai Revolusi Rakyat, menulis:
"Mereka membunuh rekan kami yang lain di Esmeraldas. Cukup sudah!"
Polisi belum secara resmi mengomentari pembunuhan itu.
Tetapi media lokal melaporkan bahwa kedua pria bersenjata itu melarikan diri dengan sepeda motor setelah menembak mati Briones di San Mateo, selatan kota Esmeraldas.
Belum jelas apa kemungkinan motifnya.
Provinsi Esmeraldas, yang terletak di perbatasan dengan Kolombia, telah menjadi salah satu wilayah paling parah dilanda gelombang kekerasan yang menyebar ke seluruh negeri.
Perbatasannya yang keropos dengan Kolombia dan lokasinya di pantai Pasifik membuat provinsi ini menarik bagi penyelundup narkoba yang memperdagangkan kokain dari Kolombia melalui Ekuador ke AS dan Eropa.
Baca juga: Terungkap Pelaku yang Tembak Mati Capres Ekuador Fernando Villavicencio, Ternyata Geng Narkoba
Namun kekerasan belum bisa ditahan oleh Esmeraldas.
Bulan lalu, walikota kota pelabuhan Manta di provinsi Manabí ditembak mati saat sedang memeriksa proyek pekerjaan umum.
Korban paling disorot sejauh ini adalah kandidat presiden Fernando Villavicencio, seorang jurnalis yang vokal mengungkap skandal korupsi dan mencela hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah.
Enam pria telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhannya, semuanya warga negara Kolombia.
Agen FBI tiba di negara itu dari AS pada hari Minggu dan telah bergabung dengan polisi Ekuador untuk menyelidiki pembunuhan Fernando Villavicencio.
Pembunuhan Ketiga dalam Sebulan Terakhir
Kematian Pedro Briones sekaligus menjadi kasus pembunuhan politisi ketiga dalam satu bulan terakhir.
Dilansir The Guardian, wali kota Manta, Agustín Intriago (38) ditembak mati oleh orang tak dikenal.
Manta merupakan kota terbesar ketiga di Ekuador.
Ia baru saja terpilih kembali sebagai wali kota untuk masa jabatan baru per Mei 2023.
Baca juga: 12 Fakta Pembunuhan Calon Presiden Ekuador Fernando Villavicencio, Pemilu Tetap Digelar 20 Agustus
Lebih jauh, ribuan orang telah terbunuh di Ekuador selama tiga tahun terakhir.
Negara itu kini menjadi pusat perdagangan narkoba utama, di mana geng-geng lokal yang dibantu kartel internasional menguasai jalanan, penjara dan rute narkoba.
Sabtu lalu, pihak berwenang memindahkan pemimpin salah satu geng paling kuat di negara itu, Los Choneros, ke penjara dengan keamanan maksimum.
Sebelum kematiannya, Villavicencio menuduh geng Los Choneros dan pemimpinnya, José Adolfo Macías alias Fito, yang dia kaitkan dengan kartel Sinaloa Meksiko, mengancam dirinya dan tim kampanyenya.
Pada Sabtu (12/8/2023), Fito dipindahkan dari penjara dengan keamanan ringan ke penjara dengan keamanan maksimum di kompleks fasilitas penahanan yang sama di kota pelabuhan Guayaquil.
Pemindahan ini terjadi setelah sekitar 4.000 tentara dan petugas polisi menggerebek penjara tempat Fito ditahan dan menyita senjata, amunisi, dan bahan peledak.
Sebagai tanggapan, para narapidana pada hari Senin memprotes dan memasang tanda menuntut Fito dipindahkan kembali.
“We want peace return Fito,” bunyi salah satu rambu yang terlihat dari jalan di luar kompleks, yang dijaga puluhan polisi dan anggota angkatan bersenjata setelah pendukung Fito datang untuk memprotes pemindahannya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.