Serangan Balik Ukraina ke Rusia Gagal, Zelensky Punya 2 Pilihan Mustahil: Menyerah atau Kalah Telak
Gagalnya serangan balik ke Rusia menimbulkan perpecahan di tingkat tertinggi pemerintah Ukraina. Zelensky punya 2 opsi, kalah atau kalah telak
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
![Serangan Balik Ukraina ke Rusia Gagal, Zelensky Punya 2 Pilihan Mustahil: Menyerah atau Kalah Telak](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kuburan-tentara-ukraina-yang-tewas.jpg)
"Rusia memiliki sejumlah garis pertahanan dan mereka belum benar-benar melewati garis pertama," kata seorang diplomat senior Barat yang tidak disebutkan namanya kepada CNN pekan lalu.
Perang melawan Rusia memang tantangan besar bagi pasukan Ukraina.
Militer Kyiv memang bertempur dengan sejumlah besar senjata baru yang telah mereka terima dar Barat, tapi jumlahnya terbatas.
Pasukan penyerangnya dilatih dalam campuran doktrin NATO dan Soviet, namun tidak memiliki kekuatan udara yang diperlukan untuk mendukung pendekatan pertempuran yang lebih modern.
![Rusia merilis foto tank-tank Ukraina yang hancur di hari-hari pertama serangan balasan dimulai. Rusia memasang banyak ranjau untuk melumpuhkan tank-tank Ukraina yang dipasok Barat untuk kemudian menghujaninya dengan serangan artileri.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/russia-merilis-foto-tank-tank-ukraina-yang-hancur.jpg)
Meski begitu, Andriy Zagorodnyuk, yang menjabat sebagai menteri pertahanan Ukraina dari 2019 hingga 2020 dan sekarang menjadi penasihat Kementerian Pertahanan, mengatakan kalau banyak yang salah paham dari tujuan serangan balasan ini.
"Salah satunya (pemahaman keliru) adalah Ukraina beralih ke perang jangka panjang yang melelahkan melawan Rusia," kata Zagorodnyuk.
"Bukan itu masalahnya. Apa yang dilakukan Ukraina saat ini pada dasarnya mencoba mengurangi kemampuan Rusia untuk mempertahankan diri. Ini pada dasarnya adalah persiapan panjang untuk gerakan yang lebih aktif."
"Ukraina perlu menghancurkan sumber daya Rusia (yang digunakannya) untuk mempertahankan diri, dan kemudian menemukan jalan melintasi ladang ranjau, dll—dan ia menemukan cara, itu berhasil. Saya rasa tidak ada gunanya berhenti. Saya tidak berpikir, dari perspektif operasional, masuk akal untuk mempertimbangkan revisi dari apa yang dalam hal ini akan menjadi tujuan strategis," katanya dalam saran agar Ukraina terus menggempur.
"Ini sedang dalam proses," kata Zagorodnyuk.
"Ini tidak seperti jalan buntu. Hanya butuh waktu lebih lama karena situasinya sulit. Tapi itu tidak berarti, secara keseluruhan, bergerak maju adalah rencana yang buruk."
Adapun Presiden Zelensky mengecam mitra Barat Ukraina atas komitmen yang ragu-ragu dan cenderung lamanya kecepatan pengiriman glasial dari persenjataan canggih.
“Kami memang berencana untuk memulainya pada musim semi, tetapi kami tidak melakukannya karena, sejujurnya, kami tidak memiliki cukup amunisi dan persenjataan dan tidak cukup brigade yang terlatih dengan baik,” kata presiden pada bulan Juli.
Dan Rice—lulusan West Point yang menjabat sebagai mantan penasihat khusus Zaluzhnyi sebelum menjabat sebagai presiden American University Kyiv menjelaskan, dari kacamata NATO, bantuan buat Ukraina harus efektif dengan mempertimbangkan sejumlah syarat.
"Jika Jenderal Zaluzhnyi adalah seorang jenderal NATO, dia (juga) akan menolak memerintahkan untuk melakukan serangan balasan," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.