Serangan Balik Ukraina ke Rusia Gagal, Zelensky Punya 2 Pilihan Mustahil: Menyerah atau Kalah Telak
Gagalnya serangan balik ke Rusia menimbulkan perpecahan di tingkat tertinggi pemerintah Ukraina. Zelensky punya 2 opsi, kalah atau kalah telak
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Serangan Balik Ukraina ke Rusia Gagal, Zelensky Cuma Punya Dua Pilihan Mustahil: Menyerah atau Kalah Telak
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dalam posisi terjepit.
Keputusannya untuk melancarkan counter-offensive, serangan balasan Ukraina ke kantung-kantung pendudukan Rusia sejauh ini terbukti mengecewakan.
Pasukan Ukraina hanya bisa merebut kembali sebagian kecil wilayah di selatan dan timur negara itu, tapi dengan biaya dan ongkos perang yang sangat tinggi.
Banyak pihak di Ukraina mengklaim kalau serangan balasan itu juga menimbulkan kerugian besar pada pertahanan Rusia.
Baca juga: Mantan Menteri di Rusia Rela Jadi Sopir Truk di Amerika Demi Kabur dari Perang di Ukraina
Tapi kenyataannya, setelah enam minggu Ukraina melakukan operasi counter-offensive, jaringan pertahanan berlapis-lapis Moskow belum putus juga.
"Atas situasi tersebut, Zelensky kini menghadapi pilihan yang mustahil: melakukan segalanya dan mengambil risiko kegagalan yang mahal, atau mengurangi kerugian Ukraina dan menerima kekalahan yang bisa merusak reputasinya secara politik," tulis ulasan di Newsweek.
Seorang narasumber di pemerintahan Ukraina menyebut, kurang berhasilnya serangan balik ke Rusia itu dilaporkan justru menimbulkan intensifnya perdebatan strategis di tingkat tertinggi pemerintah Ukraina.
Beberapa pihak di dalam kantor kepresidenan Ukraina kini menentang komando militer.
Beberapa kelompok lingkaran dalam Zelensky disebutkan ingin militer Ukraina mengendurkan serangan sambil bersiap menghadapi gelombang serangan Rusia yang diprediksi terjadi pada musim gugur-musim dingin mendatang.
Tetapi sejumlah tokoh militer Ukraina, termasuk panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Valery Zaluzhnyi, ingin pasukan terus maju menggempur titik-titik strategis pasukan Rusia.
Para pejabat militer Ukraina juga mengecam kritik atas kegagalan serangan balasan sebagai ketidaksabaran yang berakar pada kesalahpahaman.
"Jelas ada beberapa perbedaan di antara para pemimpin Ukraina tentang strategi militer," salah satu sumber yang dekat dengan pemerintah Ukraina dikutip dari Newsweek.
"Di sisi militer, Anda memiliki Zaluzhnyi dan yang lainnya—tetapi jelas dia yang memegang komando—yang ingin terus menyerang. Ada beberapa pertanyaan di sisi politik tentang apakah itu paling masuk akal saat ini? Atau apakah masuk akal untuk mengonsolidasikan pasukan di beberapa area dan mengurangi tekanan pada jalur suplai dan stok?" kata narsum tersebut saat menggambarkan perpecahan di internal pemerintahan Ukraina.