Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-541: AS Setujui Pengiriman Jet Tempur F-16 ke Kyiv
AS menyetujui pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina dari Denmark dan Belanda segera setelah pelatihan pilot selesai, kata seorang pejabat AS.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) masih akan memberi bantuan untuk Ukraina.
AS diketahui setuju mengirimkan jet tempur F-16 ke Ukraina dari Denmark dan Belanda.
Seperti diketahui, Kyiv secara aktif mencari jet tempur F-16 buatan AS untuk membantunya melawan superioritas udara Rusia.
Dalam perkembangan lain, Washington mengecam serangan lanjutan Rusia terhadap infrastruktur biji-bijian Ukraina.
Selengkapnya, simak rangkuman update perang Rusia vs Ukraina hari ke-541, dikutip dari The Guardian:
- Ketua NATO: Hanya Ukraina yang Dapat Putuskan Kondisi untuk Perdamaian
Kepala NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan hanya Kyiv yang dapat memutuskan kondisi untuk pembicaraan damai dengan Rusia menyusul pertikaian wilayah.
Komentar Jens Stoltenberg muncul setelah kepala stafnya menyarankan Ukraina dapat menyerahkan tanah sebagai syarat keanggotaan NATO.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-540: Rusia Tembak Jatuh Drone Ukraina di Dekat Moskow
"Adalah Ukraina, dan hanya Ukraina, yang dapat memutuskan kapan ada kondisi untuk negosiasi, dan siapa yang dapat memutuskan di meja perundingan apa solusi yang dapat diterima," kata Stoltenberg.
- AS Setujui Pengiriman Jet Tempur F-16 ke Kyiv
Amerika Serikat (AS) menyetujui pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina dari Denmark dan Belanda segera setelah pelatihan pilot selesai, kata seorang pejabat AS.
Kyiv secara aktif mencari jet tempur F-16 buatan AS untuk membantunya melawan superioritas udara Rusia.
Washington memberi Denmark dan Belanda jaminan resmi bahwa AS akan mempercepat persetujuan permintaan transfer F-16 untuk pergi ke Ukraina ketika pilot dilatih, kata pejabat itu pada hari Kamis (17/8/2023).
Menteri Pertahanan Denmark, Troels Poulsen, mengatakan pada bulan Juli bahwa negara tersebut berharap untuk melihat hasil dari pelatihan tersebut pada awal 2024.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-539: Tiga Orang Tewas dalam Serangan Rusia di Volyn
- Soal Produksi Massal Drone Shahed-136, Rusia Buat Kemajuan
Rusia membuat kemajuan mantap menuju tujuannya untuk memproduksi massal drone Shahed-136 yang dapat menempuh jarak lebih dari 1.000 mil (1.600 km) dan menargetkan kota-kota Ukraina, Washington Post melaporkan, mengutip dokumen tentang rencana tersebut.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-531: Rusia Tembaki Kherson, Tewaskan Bayi Perempuan Usia 23 Hari
Moskow sedang mengerjakan Shahed-136 versinya sendiri meskipun ada penundaan dan sanksi yang berdampak pada komponen yang dibutuhkan dari negara lain, menurut dokumen tersebut.
- Belarusia: Putin Tidak Berusaha Tarik Belarusia Gabung Perang
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berusaha mendorong Belarusia untuk bergabung dalam perang di Ukraina, kata Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
"Jika Anda orang Ukraina tidak melintasi perbatasan kami, kami tidak akan pernah berpartisipasi dalam perang ini, dalam perang panas ini. Tapi kami akan selalu membantu Rusia – mereka adalah sekutu kami," katanya dalam sebuah wawancara online.
- AS Kecam Serangan Lanjutan Rusia terhadap Infrastruktur Biji-bijian Ukraina
AS mengutuk serangan lanjutan Rusia terhadap infrastruktur biji-bijian Ukraina dan meminta Moskow untuk segera kembali ke kesepakatan biji-bijian yang gagal, kata departemen luar negeri.
"Vladimir Putin tidak peduli dengan ketahanan pangan global," kata wakil juru bicara departemen luar negeri Vedant Patel setelah Ukraina pada Rabu (16/8/2023) pagi.
Ia juga mengatakan Rusia telah menyerang fasilitas penyimpanan biji-bijiannya semalaman.
- Kementerian Pertahanan Rusia Gagalkan Serangan Drone Ukraina
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menggagalkan serangan pesawat tak berawak Ukraina di wilayah Rusia pada Kamis (17/8/2023) pagi.
Interfax mengatakan sebuah pesawat tak berawak telah jatuh di wilayah Belgorod selatan Rusia, mengutip kementerian pertahanan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)