Ada yang Aneh dari Suara Vladimir Putin Saat Pidato di KTT BRICS 2023, Pakai Suara Palsu?
Suara Vladimir Putin terdengar aneh dan berbeda, jauh lebih pelan dari yang lazim didengar dari dia saat berpidato di KTT BRICS secara virtual.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ada yang Aneh dari Suara Vladimir Putin Saat Pidato di KTT BRICS, Pakai Suara Palsu?
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin ikut menyampaikan pidatonya di Konfrensi Tingkat Tinggi negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan) di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Selasa, (22/8/2023).
Namun, suara Putin pada momen tersebut menjadi sorotan para jurnalis yang meliput KTT.
Suara Vladimir Putin terdengar aneh dan berbeda dari biasanya, jauh lebih pelan dari yang lazim didengar dari dia.
Baca juga: Taktik Ukraina Bikin Vladimir Putin Kaget: Tentara Diumpankan ke Ranjau Buat Dibombardir Artileri
Para jurnalis di Kremlin menerbitkan cuplikan pidato Putin yang direkam sebelumnya dan berdurasi 32 detik, melaporkan di Telegram bahwa suara Putin telah diubah. Dalam video tersebut, suara presiden Rusia terdengar
Vladimir Putin menghadiri pertemuan puncak diplomatik tersebut secara virtual di tengah meningkatnya spekulasi soal apakah dia akan ditangkap jika ia ikut serta secara langsung.
Afrika Selatan selaku tuan rumah diwajibkan untuk melaksanakan surat perintah penangkapan pada bulan Maret dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Sergei Lavrov, menteri luar negeri Rusia, hadir langsung menggantikan Putin ke acara tersebut.
Surat perintah penangkapan Presiden Rusia oleh ICC itu berdasarkan tuduhan deportasi ilegal anak-anak dari Ukraina ke Rusia.
Semua negara bagian ICC—termasuk Afrika Selatan—secara hukum diwajibkan untuk menangkap Putin jika dia menginjakkan kaki di wilayah mereka, demikian catatan Pusat Analisis Kebijakan Eropa.
Rusia mengatakan bahwa surat perintah penangkapan ICC, yang dikeluarkan pada 17 Maret, tidak sah secara hukum karena mereka bukan negara anggota.
Suara Putin Lebih Pelan, Ada Dugaan Pakai Suara Orang Lain
Terlepas dari polemik tersebut, faktanya Putin tidak hadir secara langsung dan hanya berbicara lewat rekaman video berdurasi 17 menit 32 detik.
Tidak jelas mengapa suara Putin terdengar berubah saat pertemuan puncak pada Selasa tersebut.
Pihak Kremlin telah mempublikasikan alamat video tersebut di situs webnya, dan versi tersebut mencerminkan suara normal Putin.
Adapun video yang beredar di Telegram memperlihatkan awal mula pidato virtual panjang Putin.
Dia mengatakan bahwa dia senang menyambut perwakilan dari "lembaga pemerintah dan dunia usaha, pakar dan pakar industri yang telah berkumpul untuk pertemuan Forum Bisnis dalam kerangka BRICS."
“Saya ingin mencatat bahwa penyelenggaraan forum bisnis semacam itu secara rutin, serta kerja sistematis Dewan Bisnis BRICS, yang mempertemukan para pengusaha terkemuka dan pimpinan perusahaan terbesar di lima negara, benar-benar memainkan peran praktis yang besar dalam hal ini. mempromosikan...," Putin menambahkan, sebelum videonya dipotong.
Suara Putin yang terdengar aneh menjadi sorotan para jurnalis, termasuk mereka yang berasal dari Rusia.
Ada dugaan, kalau suara Putin di konferensi memakai suara orang lain. Dugaan lain, ada kesalahan teknis dari panitia soal audio saat video rekaman pidato Putin diputar di KTTT.
"Putin berbicara di forum bisnis BRICS melalui tautan video. Dan bukan dengan suaranya," kata wartawan dari Kremlin di Telegram.
Pihak Kremlin belum mengomentari situasi tersebut.
Dalam pidatonya, Putin mengatakan Rusia "mendukung pembentukan kerja sama yang lebih erat dalam kerangka BRICS mengenai masalah pasokan energi dan sumber daya pangan yang dapat diandalkan dan tidak terputus ke pasar dunia."
“Kami secara konsisten meningkatkan pasokan bahan bakar, produk pertanian, dan pupuk ke negara-negara selatan, memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat ketahanan pangan dan energi global, memecahkan masalah kemanusiaan yang akut, dan memerangi kelaparan dan kemiskinan di negara-negara yang membutuhkan,” kata Putin.
"Hal ini mengalihkan kesalahan negara-negara Barat atas keputusan Rusia untuk keluar dari perjanjian gandum yang dibuat pada Juli 2022, yang dipandang penting untuk memberi makan negara-negara Afrika yang dilanda kekeringan," katanya.
KTT BRICS akan berlangsung hingga 24 Agustus.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengumumkan pada bulan Juli bahwa keputusan Putin untuk tidak menghadiri pertemuan puncak tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan bersama.