Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

2 Juta Kematian Tercatat setelah China Cabut Pembatasan Covid-19

Sebuah studi di AS mencatat terdapat 2 juta kematian setelah China menyabut pembatasan Covid-19.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in 2 Juta Kematian Tercatat setelah China Cabut Pembatasan Covid-19
Noel CELIS / AFP
Foto yang diambil pada 9 Januari 2023 ini menunjukkan seorang pasien mengidap virus corona Covid-19 di sebuah rumah sakit di Kota Jinghong, provinsi Yunnan selatan China. 

TRIBUNNEWS.COM - Keputusan China untuk mengakhiri pembatasan ketat terhadap Covid-19 menyebabkan hampir dua juta kematian hanya dalam dua bulan, menurut sebuah penelitian baru di AS.

Dilansir Independent, sebuah studi dilakukan oleh Pusat Kanker Fred Hutchinson yang didanai pemerintah federal di Seattle, AS.

Studi itu menemukan bahwa sekitar 1,87 juta kematian akibat semua penyebab terjadi pada penduduk berusia di atas 30 tahun antara Desember 2022 dan Januari 2023.

Studi tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open, mengatakan bahwa kematian tersebut diamati di semua provinsi di daratan China kecuali Tibet.

Pada bulan Desember tahun lalu, China menghapus kebijakan “zero-Covid”.

Kebijakan itu bertujuan menghentikan penyebaran virus corona dengan cara memberlakukan lockdown ketat, pengujian massal, dan peraturan lainnya.

Baca juga: 70 Juta Orang Asia Jatuh Miskin Gara-gara Covid-19 dan Inflasi

Aturan tersebut dibubarkan menyusul protes massal terhadap perintah pemerintah.

BERITA TERKAIT

Sementara itu, pemerintah sebelumnya mengungkapkan terdapat 60.000 kematian terkait Covid tercatat di fasilitas kesehatan sejak awal Desember hingga pertengahan Januari.

Setelah pembatasan dicabut, China menghentikan pelacakan seputar virus corona, sehingga menciptakan ketidakpastian mengenai kematian terkait Covid-19.

Dalam studi tersebut, para peneliti melakukan analisis statistik menggunakan informasi dari berita kematian yang diterbitkan dan data dari penelusuran di Baidu, mesin pencari internet populer di China.

"Temuan ini penting untuk memahami bagaimana penyebaran Covid-19 secara tiba-tiba di suatu populasi dapat berdampak pada kematian penduduk,” tulis para peneliti.

Joseph Unger, penulis senior makalah ini, mengatakan meskipun China menjadi negara pertama yang terkena dampak Covid-19, China mampu dengan cepat menekan penyakit ini melalui tindakan ketat dalam jangka waktu yang lama.

Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.
Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru. (AFP/STR/CHINA OUT)

Baca juga: Aturan Vaksinasi Covid-19 pada Masa Endemi, Akan Berbayar Kecuali untuk Kategori Ini

“Karena sebagian besar penduduk China terlindungi dari infeksi dengan kekebalan alami yang terbatas dan belum menerima vaksinasi lengkap atau baik, penyebaran infeksi Covid-19 secara tiba-tiba menimbulkan dampak yang sangat buruk,” tambah ahli biostatistik dan peneliti layanan kesehatan di Fred Hutchinson Cancer Center.

Sebuah provinsi di China sempat menerbitkan data di situs webnya pada bulan Juli yang menunjukkan jumlah kremasi melonjak 70 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Namun postingan itu kemudian dihapus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kematian terkait Covid-19 di China mencapai 121.628 dari hampir 7 juta kematian secara global.

Menurut Universitas Johns Hopkins, AS memiliki jumlah kematian terkonfirmasi tertinggi yaitu 1.123.836, diikuti oleh Brasil dan India.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas