Taliban Batasi Aktivitas Perempuan di Ruang Publik, Kali Ini Dilarang Kunjungi Taman Nasional
Kali ini, Taliban melarang wanita untuk mengunjungi Taman Nasional Band-e-Amir, karena berjalan-jalan bukanlah suatu keharusan bagi perempuan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Taliban kembali membatasi gerak perempuan Afghanistan di ruang publik.
Kali ini, Taliban melarang wanita untuk mengunjungi Taman Nasional Band-e-Amir, lapor CNN.
Menteri Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afganistan, Mohammad Khalid Hanafi mengumumkan aturan itu pada Sabtu (26/8/2023).
Taman Nasional Band-e-Amir merupakan taman yang populer di provinsi Bamiyan tengah.
Situs itu bahkan pernah dikenal karena mempekerjakan penjaga taman perempuan pertama di negara itu.
Dikutip dari The Guardian, Hanafi mengeluhkan bahwa perempuan yang mengunjungi taman tersebut tidak mentaati aturan hijab yang benar.
Baca juga: Taliban di Afghanistan: Menyelami isi pikiran pemimpin tertinggi Taliban setelah dua tahun berkuasa
“Berjalan-jalan bukanlah suatu keharusan bagi perempuan,” kata Hanafi sambil meminta pasukan keamanan untuk mulai menghentikan perempuan memasuki taman.
Taman Nasional Band-e-Amir di Afghanistan didirikan pada tahun 2019 oleh pemerintah setempat yang bekerja sama dengan beberapa lembaga internasional termasuk USAID dan Program Pembangunan PBB.
Taman memiliki pemandangan indah dengan landskap danau biru tua yang dikelilingi pegunungan.
Tanggapan Internasional atas Larangan Taliban
Pada Senin (28/8/2023), Direktur Asosiasi Hak-hak Perempuan di Human Rights Watch (HRW), Heather Barr mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa larangan tersebut menunjukkan bagaimana “tembok semakin menutup diri bagi perempuan” di Afghanistan.
“Tidak puas dengan merampas pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan bergerak bagi anak perempuan dan perempuan," ucapnya.
"Taliban juga ingin merampas taman, olahraga, dan sekarang bahkan alam dari mereka," imbuhnya.
Baca juga: Afganistan: Dua Tahun Taliban Berkuasa, Lebih Buruk dari yang Ditakuti
“Selangkah demi selangkah, tembok-tembok tersebut semakin menutup ruang bagi perempuan karena setiap rumah menjadi penjara," katanya.
Taliban telah lama menyatakan bahwa mereka menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi kelompok tersebut terhadap hukum Islam dan adat istiadat Afghanistan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)