Kebakaran Gedung di Johannesburg Afrika Selatan, Sedikitnya 74 Orang Tewas
Kebakaran hebat terjadi di sebuah gedung di Johannesburg, Afrika Selatan. Gedung itu merupakan gedung ilegal yang ditinggali sekitar 200 orang.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Kebakaran terjadi di gedung berlantai lima di pusat kota Johannesburg, Afrika Selatan pada Kamis (31/8/2023) dini hari waktu setempat.
Dilaporkan ABC News, petugas pemadam kebakaran dikirim ke lokasi kejadian dan mulai mengevakuasi orang-orang dari gedung sambil mencoba memadamkan api, menurut Layanan Manajemen Darurat Kota Johannesburg.
Setidaknya 74 orang, termasuk 12 anak-anak, dipastikan tewas pada Kamis sore, menurut Walikota Johannesburg Kabelo Gwamanda.
61 orang lainnya terluka, termasuk 17 orang yang masih dirawat di rumah sakit, kata Layanan Manajemen Darurat.
Penyebab kebakaran belum diketahui dan sedang diselidiki.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa berbicara tentang tragedi tersebut dan menyampaikan belasungkawa.
Baca juga: Presiden Jokowi akan Jadi Pembicara pada KTT BRICS di Afrika Selatan
"Ini adalah sebuah tragedi, ini sangat menyedihkan dan saya ingin menyampaikan belasungkawa saya, dan juga pemerintah, kepada keluarga mereka yang meninggal," ujarnya.
"Peristiwa ini perlu diselidiki."
"Otoritas sedang menjalani proses menyiapkan proses investigasi, yang mana akan diumumkan oleh pihak perdana menteri dan pemerintah kota pada waktunya."
Ramaphosa menyebut insiden ini adalah sebuah peringatan bagi Afrika Selatan.
“Tetapi pelajaran bagi kita adalah bahwa kita harus mengatasi masalah ini, dan membasmi semua hal lainnya, membasmi unsur-unsur kriminal karena jenis bangunan inilah yang diambil alih oleh penjahat yang kemudian memungut biaya sewa pada orang-orang dan keluarga yang rentan, yang membutuhkan dan menginginkan akomodasi di kota ini, di pusat kota."
"Hal ini menunjukkan jenis kota apa yang harus kita miliki,” tambah Presiden.
Jumlah korban tewas bisa terus meningkat sepanjang hari karena petugas pemadam kebakaran masih menelusuri gedung lantai demi lantai, mencari lebih banyak korban.
"Jumlahnya meningkat. Ini sangat menyedihkan," ujar Xolile Khumalo, juru bicara Layanan Manajemen Darurat kota tersebut, kepada ABC News.
Para korban dilaporkan adalah migran dari seluruh benua Afrika.
Mereka tinggal di tempat, yang menurut pihak berwenang, adalah pemukiman ilegal di dalam gedung bekas yang sebelumnya telah ditinggalkan.
Baca juga: Dunia Hari Ini: Peta Baru Kedaulatan China Sudah Ditolak Empat Negara
Penyelidik yakin ada total 400 orang atau lebih tinggal di gedung tersebut pada saat kebakaran terjadi.
Properti tersebut sebenarnya dimiliki oleh pemerintah kota dan sebelumnya disewakan kepada Departemen Pembangunan Sosial provinsi.
Departemen Pembangunan Sosial menggunakan gedung itu sebagai tempat perlindungan korban kekerasan dalam rumah tangga bagi perempuan, menurut Layanan Manajemen Darurat Johannesburg.
“Pada akhir masa sewa, beberapa tantangan dihadapi oleh penghuninya dan sebagai akibat dari permusuhan dan kebuntuan, gedung tersebut diserang dan dibajak,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Pada bulan Oktober 2019, pihak berwenang menggerebek properti tersebut dan menangkap lebih dari 140 warga negara asing.
Seorang tersangka juga ditangkap dan didakwa memungut uang sewa secara ilegal dari penyewa gedung, menurut Layanan Manajemen Darurat kota.
Di tengah kekhawatiran bahwa mereka yang selamat dari kebakaran hari Kamis akan kehilangan tempat tinggal, pihak berwenang berupaya mengoordinasikan akomodasi darurat, kata Layanan Manajemen Darurat.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)