Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Chechnya Ancam Balas Dendam ke AS Gegara Sanksi Ibunda Tersayang

Ramzan Kadyrov, memperingatkan Amerika Serikat kalau mereka akan menghadapi pembalasan jika tidak mencabut sanksi yang dijatuhkan terhadap ibunya

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pemimpin Chechnya Ancam Balas Dendam ke AS Gegara Sanksi Ibunda Tersayang
AFP/ALEXEY NIKOLSKY
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov menghadiri upacara penandatanganan setelah pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Raja Salman dari Arab Saudi di Riyadh, Arab Saudi, (14 Oktober 2019). (Alexey NIKOLSKY/SPUTNIK/ AFP) 

Pemimpin Chechnya Ancam Balas Dendam ke AS Gegara Sanksi Ibunya

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Republik Chechnya, Federasi Rusia, Ramzan Kadyrov, memperingatkan Amerika Serikat kalau mereka akan menghadapi pembalasan jika tidak mencabut sanksi yang dijatuhkan terhadap ibu Kadyrov.

Washington memberlakukan sanksi berupa pembatasan keuangan dan larangan perjalanan terhadap Aymani Kadyrova dan beberapa individu serta entitas lain terkait Rusia pada 24 Agustus, hari ketika Ukraina merayakan Hari Kemerdekaannya.

Ibu Kadyrov dijatuhi sanksi karena dia adalah kepala Yayasan Akhmat Kadyrov, yang diklaim AS terlibat dalam “cuci otak” anak-anak Ukraina yang dievakuasi Rusia dari zona perang.

Baca juga: Barat Jor-joran Senjata ke Ukraina, Rusia: Rudal Balistik Antar-Benua Sarmat RS-28 Siap Tempur

Dalam sebuah unggahan di Telegram pada Kamis (31/8/2023), Kadyrov, yang juga masuk dalam daftar hitam AS dan Uni Eropa, mengatakan bahwa sanksi terhadap "ibundanya tersayang” sangat mengejutkan bahkan bagi dia yang sudah terbiasa dengan “sanksi yang tidak logis” dari keputusan AS dan Barat.

“Seluruh dunia tahu bahwa dia hanya terlibat dalam kegiatan amal,” katanya.

"Aymani Kadyrova hanya diberi sanksi karena dia adalah ibu saya," klaim Kadyrov.

BERITA REKOMENDASI

"Karena itu, keputusan Amerika hanya dapat dipandang sebagai pengabaian yang disengaja dan sinis terhadap semua norma etika,” kata Kadyrov. 

Namun, Kadyrov  bersikeras bahwa sanksi tersebut tidak berefek apapun bagi Rusia dan negara-negara federasinya.

Kadyrov menyatakan, sanksi yang diterapkan oleh Washington hanya “untuk menghibur negara itu sendiri.”

“Kami akan terus menghancurkan geng-geng NATO-Ukraina. Jika perlu, kita bisa sampai ke Elbe seperti yang dilakukan Visaitov pada masa perang melawan Nazi,” kata Kadyrov.

Presiden Republik Chechnya Ramzan Kadyrov (kanan) berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kediaman negara bagian Novo-Ogaryovo di luar Moskow. - Pemimpin orang kuat Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengatakan pada 1 Maret bahwa orang-orang Chechen telah tewas dalam invasi Moskow ke Ukraina. Kadyrov, mantan pemberontak yang berubah menjadi sekutu Kremlin, telah memberikan dukungannya atas serangan Presiden Vladimir Putin di Ukraina, dengan mengirimkan para pejuangnya yang terkenal ke negara itu. (Alexey NIKOLSKY/SPUTNIK/AFP)
Presiden Republik Chechnya Ramzan Kadyrov (kanan) berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kediaman negara bagian Novo-Ogaryovo di luar Moskow. - Pemimpin orang kuat Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengatakan pada 1 Maret bahwa orang-orang Chechen telah tewas dalam invasi Moskow ke Ukraina. Kadyrov, mantan pemberontak yang berubah menjadi sekutu Kremlin, telah memberikan dukungannya atas serangan Presiden Vladimir Putin di Ukraina, dengan mengirimkan para pejuangnya yang terkenal ke negara itu. (Alexey NIKOLSKY/SPUTNIK/AFP) (AFP/ALEXEY NIKOLSKY)

Sosok yang Kadyrov maksud adalah Movlid Visaitov, seorang kolonel Chechnya dari Tentara Merah selama Perang Dunia II yang merupakan komandan Soviet pertama yang berjabat tangan dengan Amerika pada pertemuan bersejarah di Sungai Elbe di Jerman pada tanggal 25 April 1945.


“Departemen Luar Negeri AS merasa terlalu nyaman, sambil mendorong rakyat Ukraina sampai mati dan bersembunyi di balik demokrasi pelangi. Kekotoran Amerika ini harus dihancurkan,” kata Kadyrov.

Pemimpin Chechnya meminta Washington untuk “segera” mencabut sanksi terhadap ibunya.

“Kalau tidak, aku tidak akan memaafkanmu untuk ini. Saya siap melakukan apa pun,” kata dia memperingatkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas