Kian Tertinggal dari Rusia-China, AS Batal Uji Coba Rudal Hipersonik Dark Eagle di Detik Peluncuran
Pentagon mengumumkan, rudal hipersonik tersebut batal diuji coba pada datik-detik terakhir peluncuran.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pada bulan Maret, Pentagon membatalkan program rudal udara-ke-darat hipersonik ARRW (Air-Launched Rapid Response Weapon) setelah serangkaian tes yang gagal.
Kian Tertinggal dari Rusia-China
Para analis, termasuk beberapa berasal dari negara Barat, mencatat kalau Amerika tertinggal dari Rusia dan Tiongkok dalam hal senjata hipersonik.
Rudal hipersonik diyakini menjadi kemajuan persenjataan ke tahap berikutnya karena mampu menembus sistem pertahanan udara yang ada.
Kecepatan ekstrem dan kemampuan manuvernya yang tinggi membuat rudal hipersonik ini berada di luar jangkauan sistem pertahanan udara.
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah mengembangkan beberapa sistem rudal hipersonik, termasuk rudal intercontinental ballistic missile (ICBM) Rudal Balistik Antar-Benua berbasis Silo yang bisa dipasangkan di pesawat layang Avangard.
Rusia juga memiliki rudal Zirkon yang digunakan oleh Angkatan Laut mereka, dan rudal hipersonik Kinzhal yang bisa diluncurkan dari udara untuk menyasar sasaran di darat dengan jangkauan ratusan kilometer.
Moskow telah mengerahkan Kinzhal dalam beberapa kesempatan selama konflik di Ukraina.
Pada bulan Mei, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa rudal hipersonik digunakan untuk menimbulkan kerusakan signifikan pada sistem pertahanan udara Patriot yang dipasok AS yang ditempatkan di Kiev.