Tampilkan Adegan Sadis, Iklan Anti-Yogurt di Inggris Dilarang Tayang
Iklan Anti-Yogurt sapi di Inggris dilarang tayang karena menampilkan adegan sadis. Perusahaan vegan itu sebut ingin beri pesan untuk menghargai sapi.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
Ia menambahkan, “Induk sapi dibunuh ketika produksi susunya menurun. Banyak bayi sapi yang baru lahir juga dibunuh.”
ASA Terima 7 Keluhan
Baca juga: Pola Makan Vegan Kini Mulai Diterapkan Saat Traveling
ASA akhirnya memutuskan untuk membatalkan kampanye iklan tersebut setelah menerima tujuh pengaduan.
Para pelapor mengeluhkan “Kemungkinan menyebabkan tekanan yang tidak perlu dan pelanggaran yang serius dan meluas” dan “Ditargetkan secara tidak bertanggung jawab, karena telah dilihat oleh anak-anak.”
Namun, Viva! berpendapat iklan itu adalah “parodi yang dipentaskan secara teatrikal” yang bertujuan untuk mengungkap “aspek peternakan sapi perah yang tidak dilihat konsumen,” sesuai dengan keputusan lembaga pengawas tersebut.
"Advokat hak-hak hewan ini ingin menyoroti kemunafikan perusahaan yang mengklaim peternakan mereka memiliki standar kesejahteraan yang tinggi," kata pihak perusahaan Viva!.
Meskipun ASA mengakui nada satir dari PSA tersebut, mereka menganggap konten yang “vulgar dan berdarah” cenderung mengejutkan dan menimbulkan rasa jijik.
“Kami menganggap penjajaran sikap bahagia dan sehat seorang wanita dengan gambar darah dan jeroan dari jarak dekat kemungkinan akan lebih menonjolkan gambar yang gamblang dan berdarah tersebut,” kata ASA.
“Kami mengakui bahwa iklan yang merujuk pada kesejahteraan hewan mungkin menyebabkan kesusahan bagi sebagian orang dan mengingat bahasa dan adegan berdarahnya, kami menganggap penderitaan yang mungkin disebabkan oleh iklan ini, terutama pada anak-anak, adalah hal yang tidak dapat dibenarkan," lanjutnya.
Awalnya, iklan itu muncul melalui YouTube kepada orang-orang yang berusia di bawah 18 tahun, menurut ASA, yang mengatakan upaya Viva! untuk membatasi penayangan hanya untuk orang dewasa “tidak cukup.”
“Kami memberi tahu Viva! untuk memastikan iklan di masa depan disiapkan secara bertanggung jawab, tepat sasaran, dan tidak mengandung adegan grafis atau bahasa yang mungkin menyebabkan tekanan yang tidak dapat dibenarkan kepada pemirsa,” tulis mereka.
Keputusan tersebut tidak disetujui oleh pendiri dan direktur Viva! Juliet Gellatley, yang mengatakan bahwa keputusan tersebut “tidak adil dan berbau sensor,” menurut Daily Mail.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)