Gegara Tiongkok akan Larang Penggunaan iPhone, Apple Rugi Rp3,06 Triliun dalam 2 Hari
Tiongkok berencana untuk memperluas larangan penggunaan iPhone kepada lembaga dan perusahaan pemerintah. Apple rugi 3,06 triliun.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Tiongkok berencana untuk memperluas larangan penggunaan iPhone kepada lembaga dan perusahaan pemerintah.
Akibat rencana tersebut, saham apple dilaporkan turun 2,9 persen pada hari Kamis (8/9).
Dilansir CNN Business, para investor khawatir terhadap kemampuan Apple dalam menjalankan bisnis di Tiongkok nantinya.
Alhasil, Apple mencatatkan kerugian terbesarnya dalam sebulan terakhir pada Rabu (6/9/2023) lalu.
Baca juga: Goldman Sachs Pangkas Peluang Resesi Amerika Serikat Seiring Tumbuhnya Optimisme Ekonomi
Perusahaan ini merugi sekitar 200 miliar dolar AS (Rp3,06 triliun) dalam dua hari, dan sahamnya saat ini berada pada kinerja terburuk di Dow Jones Industrial Average.
Larangan Tiongkok itu bisa menjadi pertanda buruk bagi Apple.
Bagaimanapun, Tiongkok adalah pasar luar negeri terbesar untuk produk-produk Apple.
Penjualan produk perusahaan tersebut, di Tiongkok mewakili sekitar seperlima dari total pendapatan Apple tahun lalu.
Apple tidak mengungkapkan angka penjualan iPhone berdasarkan negara.
Namun analis di firma riset TechInsights via CNN Business memperkirakan penjualan iPhone di Tiongkok lebih banyak dibandingkan di Amerika Serikat pada kuartal terakhir.
Selain itu, Apple memproduksi sebagian besar iPhone-nya di pabrik-pabrik Tiongkok.
Sementara itu, perusahaan asal AS itu dilaporkan juga memiliki peran penting di perekonomian Beijing.
Oleh sebab itu, Apple awalnya dipandang sebagai perusahaan yang memiliki sekuritas di Tiongkok.
Namun rencana dari pemerintah Negeri Tirai Bambu itu menimbulkan pertanyaan. Mungkin saja, Tiongkok mengubah pandangannya.
Wall Street Journal melaporkan, bahwa Tiongkok telah melarang penggunaan iPhone bagi pejabat pemerintah pusat.
Baca juga: Bocoran Spesifikasi Kamera iPhone 15 Series yang Bakal Diluncurkan Apple pada 12 September
Para manajer telah memberi tahu staf tentang larangan tersebut, melalui grup chat atau lewat pertemuan.
Lalu Bloomberg melaporkan, bahwa larangan itu telah diperluas ke perusahaan-perusahaan yang didukung negara, termasuk PetroChina.
Perusahaan tersebut, mempekerjakan jutaan pekerja dan mengendalikan sebagian besar perekonomian Tiongkok.
Analis di Bank of America via CNN Business mengungkapkan, bahwa potensi pelarangan iPhone terjadi setelah smartphone andalan kelas atas baru dirilis oleh pabrikan China, Huawei.
Oleh sebab itu, waktu pelarang iPhone dianggap 'menarik' oleh para analis.
(Tribunnews.com/Deni)