Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
BBC

Gempa Maroko: Hampir 2.500 orang tewas, banyak korban terjebak di bawah reruntuhan

Maroko berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan akibat gempa, Jumat (08/09), ketika upaya…

zoom-in Gempa Maroko: Hampir 2.500 orang tewas, banyak korban terjebak di bawah reruntuhan
BBC Indonesia
Gempa Maroko: Hampir 2.500 orang tewas, banyak korban terjebak di bawah reruntuhan 

Banyak bangunan hancur menjadi puing-puing di kota kecil Amizmiz, di sebuah lembah di pegunungan sekitar 55 km selatan Marrakesh.

Rumah sakit setempat kosong dan dianggap tidak aman untuk dimasuki. Para pasien malah dirawat di tenda-tenda di halaman rumah sakit - namun para staf kesehatan kewalahan.

Seorang pejabat rumah sakit, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan sekitar 100 jenazah dibawa ke sana pada Sabtu.

"Saya menangis karena banyak sekali orang yang meninggal, terutama anak-anak kecil," ujarnya. "Sejak gempa saya belum tidur. Tak satu pun dari kami yang tidur."

Di luar rumah sakit, jalanan dipenuhi puing-puing bangunan yang hancur, lalu lintas yang padat, dan korban jiwa akibat gempa.

Seorang perempuan meratap sedih dan dipeluk oleh orang-orang di sekitarnya.

Terdapat lebih banyak tenda di pinggir jalan untuk orang-orang yang kehilangan tempat tinggal, namun tidak semua orang memilikinya.

BERITA TERKAIT

Puluhan orang tidur di atas permadani yang diletakkan di tanah di alun-alun.

Abdelkarim Brouri, 63 tahun, adalah salah satu dari mereka yang rumahnya sebagian runtuh dan tidak ada yang bisa melindunginya dari terpaan cuaca buruk.

"Saya tidak bisa kembali ke rumah," katanya, seraya berharap ada bantuan. "Kami saling membantu. Tidak ada bantuan dari luar."

"Kami menggunakan selimut untuk membuat tenda," kata Ali Ait Youssef, warga Amizmiz lainnya. "Tenda yang dibagikan pemerintah tidak cukup."

Di desa terdekat, gundukan kuburan yang ditutupi tongkat dan bebatuan menandai sekitar 100 orang warga yang meninggal.

Para penggali kubur bersiap-siap karena penduduk setempat mengatakan belum ada bantuan pemerintah, sehingga mereka harus mencari dan menguburkan sendiri korban meninggal.

'Siap membantu'

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
BBC
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas