Jepang: Gunung Fuji dalam Kondisi Kritis, Volcano Mahsyur Bisa Dicopot dari Status UNESCO
Gunung Fuji, salah satu gunung paling mashyur di Jepang dan dunia, dilaporkan menghadapi situasi krisis.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Jepang: Gunung Fuji dalam Kondisi Kritis, Volcano Mahsyur Bisa Dicopot dari Status UNESCO
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Fuji, salah satu gunung paling mashyur di Jepang dan dunia, dilaporkan menghadapi situasi krisis.
Pemerintah setempat menjelaskan, situasi kritis Gunung Fuji terkait membludaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke gunung berapi tersebut.
“Fuji menjerit kesakitan. Kita tidak bisa hanya menunggu perbaikan,” kata Masatake Izumi, seorang pejabat pemerintah prefektur Yamanashi, dilansir CNN.
Baca juga: Jepang: Rusia Pindahkan Sistem Rudal S-300 dari Kepulauan Kuril, Kelabakan Tangkis Drone Ukraina?
Peringatan akan kritisnya Gunung Fuji itu dilontarkan Masatake Izumi saat memandu tur untuk media asing pada Sabtu (9/9/2023).
Dia menambahkan kalau peningkatan jumlah turis yang datang perlu segera dikendalikan.
“Fuji menghadapi krisis nyata karena arus wisatawan yang tidak terkendali," kata Izumi seperti dikutip oleh Reuters.
“Kami khawatir Gunung Fuji akan menjadi tidak menarik lagi sehingga tidak ada orang yang mau mendakinya,” katanya.
Menurut pejabat pemerintah, lonjakan aktivitas pariwisata pasca-Covid telah menarik ribuan pendaki ke gunung tersebut.
Hal itu berdampak pada kerusakan lingkungan dan memberikan tekanan ekstra pekerjaan dari unit pertolongan pertama pemerintah setempat.
Sejatinya, para stakeholder di Gunung Fuji sudah melakukan program penyelamatan situasi Gunung Fuji.
Para sukarelawan sudah memungut dan membuang berton-ton sampah setiap tahunnya.
Aturan dan imbauan yang mendesak pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan juga gencar dilakukan.
Tetapi, tetap saja, baik pendaki maupun penjaga jalan mengeluh tentang kepadatan wisatawan yang berlebihan dan tumpukan sampah yang tertinggal di sepanjang jalan.
Penjaga Gunung Fuji, Miho Sakurai, mengatakan kepada wartawan, ada terlalu banyak orang di Gunung Fuji saat ini.
"Banyak dari mereka yang berstatus “pemula” yang tidak berpengalaman, seringkali berpakaian minim, tidak memiliki perlengkapan yang memadai, dan rentan terhadap hipotermia atau penyakit ketinggian," kata dia.
Akibatnya, permintaan penyelamatan meningkat 50 persen dibandingkan tahun lalu dan satu orang meninggal pada bulan April dalam kecelakaan pendakian.
Bisa Kehilangan Status Warisan Budaya UNESCO
Gunung Fuji, berapi aktif dengan ketinggian 3.776 meter, terkenal dengan hamparan saljunya yang indah dan salah satu simbol nasional Jepang.
Gunung ini diakui sebagai situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 2013.
Jumlah pengunjung ke Fuji meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2012 dan 2019 menjadi 5,1 juta , menurut kantor berita CNA.
Minggu ini, pejabat pemerintah bertemu untuk membahas seputar kepadatan dan pelanggaran etika di tempat-tempat wisata dengan lalu lintas tinggi.
Gubernur Yamanashi, Kotaro Nagasaki mengusulkan pembangunan jalur kereta api ringan untuk mengendalikan jumlah orang yang mengakses lokasi tersebut.
“Kita memerlukan perubahan dari kuantitas ke kualitas dalam hal pariwisata di Gunung Fuji,” kata Nagasaki.
Seorang penjaga hutan setempat menyebut kemungkinan Gunung Fuji kehilangan status warisan budayanya.
Jika itu terjadi, maka hilangnya status warisan budaya UNESCO pada Gunung Fuji bisa digambarkan sebagai sebuah hal yang menyakitkan bagi Jepang.
(oln/*/Rtrs/cnn/RT)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.