Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banjir di Libya, 2.000 Orang Tewas setelah 2 Bendungan Jebol di Kota Derna

Banjir di Libya menewaskan 2.000 orang setelah 2 bendungan jebol di Kota Derna, menyusul badai Daniel yang menghantam Yunani dan Libya.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Banjir di Libya, 2.000 Orang Tewas setelah 2 Bendungan Jebol di Kota Derna
Kantor Pers Perdana Menteri Libya / AFP
Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor perdana menteri sementara Libya yang berbasis di Benghazi pada 11 September 2023 menunjukkan pemandangan kendaraan yang hancur dan bangunan yang rusak di kota Derna timur, sekitar 290 kilometer timur Benghazi, setelah badai Mediterania "Daniel". 

Kepala pemerintahan Libya di wilayah timur, Osama Hamad, mengatakan kepada televisi lokal lebih dari 2.000 orang tewas dan ribuan lainnya hilang.

Setelah menghantam Yunani pekan lalu, Badai Daniel menyapu Mediterania pada Minggu (10/9/2023), membanjiri jalan-jalan dan menghancurkan bangunan-bangunan di Derna, dan menghantam permukiman lain di sepanjang pantai, termasuk kota Benghazi terbesar kedua di Libya.

Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor perdana menteri sementara Libya yang berbasis di Benghazi pada 11 September 2023 menunjukkan orang-orang memeriksa kerusakan di daerah banjir di kota Derna timur, sekitar 290 kilometer timur Benghazi, setelah badai Mediterania
Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor perdana menteri sementara Libya yang berbasis di Benghazi pada 11 September 2023 menunjukkan orang-orang memeriksa kerusakan di daerah banjir di kota Derna timur, sekitar 290 kilometer timur Benghazi, setelah badai Mediterania " Daniel" (Kantor Pers Perdana Menteri Libya / AFP)

Baca juga: Polisi Tunisia Tinggalkan Puluhan Migran di Gurun, Pria Migran: Kami akan Dibuang ke Libya

Libya secara politik terbagi antara timur dan barat dan layanan publik telah hancur sejak pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011 yang memicu konflik bertahun-tahun.

Pemerintahan yang diakui secara internasional di Tripoli tidak menguasai wilayah timur.

Di Tripoli, Dewan Kepresidenan yang beranggotakan tiga orang dan berfungsi sebagai kepala negara di negara yang terpecah belah tersebut meminta bantuan komunitas internasional.

“Kami menyerukan negara-negara persaudaraan dan sahabat serta organisasi internasional untuk memberikan bantuan,” katanya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita Rekomendasi

Berita lain terkait Libya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas