Zelensky Merasakan Melemahnya Dukungan Negara Barat untuk Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merasakan melemahnya dukungan negara Barat untuk Ukraina. Jika tak bantu Kyiv, maka mereka dukung Rusia menang.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengeluhkan melemahnya dukungan dari para pejabat senior Barat, yang ia klaim telah dilihat langsung olehnya selama pertemuan.
Ia mendeteksi perubahan suasana hati di antara beberapa rekannya.
"Saya memiliki intuisi ini, membaca, mendengar dan melihat mata mereka (ketika mereka mengatakan) 'kami akan selalu bersamamu,'” katanya, dalam wawancara yang dipublikasikan The Economist pada Minggu (10/9/2023).
“(tapi) Saya melihat dia tidak ada di sini, tidak bersama kita, bertentangan dengan jaminan yang diucapkan," tambahnya.
Menurut Zelensky, kegagalan untuk mendukung Ukraina berarti memihak Rusia dalam perang.
“Jika mitra tidak membantu kami, itu berarti mereka akan membantu Rusia untuk menang,” ujarnya.
Zelensky percaya, para pemilih di Barat tidak akan memaafkan para pemimpin mereka jika mereka “kehilangan Ukraina.”
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-567: Pertemuan Kim Jong Un dan Vladimir Putin Masih Rahasia
Zelensky: Pengungsi Ukraina di Barat akan Marah
Masalah lebih lanjut mungkin juga datang dari jutaan pengungsi Ukraina yang kini tinggal di Eropa Barat.
Menurutnya, negara-negara Barat akan menghadapi kemarahan dari jutaan pengungsi Ukraina di negara mereka jika dukungan dari Barat berkurang.
"Mereka pada umumnya “berperilaku baik” namun jika tuan rumah “menyudutkan orang-orang ini” maka hasil akhirnya tidak akan menjadi “cerita yang bagus,” tambah Presiden Ukraina itu.
Pemimpin Ukraina tersebut mengatakan dia “secara moral” siap untuk perang jangka panjang dengan Rusia, namun hal ini mengharuskan negaranya untuk beralih ke “perekonomian yang sepenuhnya termiliterisasi.”
Pertempuran semakin Sulit
Baca juga: Beruang Hitam di Ukraina Diadopsi Skotlandia, Alami Trauma usai Ledakan Peluru di Dekat Kandang
Menurutnya, sekarang adalah “momen yang buruk” untuk perundingan perdamaian dengan Rusia, karena serangan balasan yang tidak memuaskan selama tiga bulan terakhir.