7 Fakta Banjir di Kota Derna Libya, Bendungan Jebol, Infrastruktur Terbengkalai hingga Korban Jiwa
Berikut ini fakta-fakta terkait banjir yang melanda Libya telah menimbulkan puluhan ribu korban jiwa.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Simak fakta-fakta terkait banjir yang melanda Libya telah menimbulkan puluhan ribu korban jiwa.
Ada dua bendungan besar di hulu kota Derna.
Bendungan itu jebol hingga menyebabkan banjir parah di kota Derna.
Para ahli memperkirakan bahwa 30 juta meter kubik air dilepaskan ketika bendungan jebol.
Berikut ini fakta-fakta lain terkait banjir yang melanda Libya:
1. Badai Daniel dan Jebolnya Bendungan
Badai Daniel telah menyebabkan banjir besar dan kerusakan yang luas di kota Derna, wilayah timur Libya pada 10 September 2023.
Baca juga: Banjir di Libya: Mayat-mayat Terdampar di Pantai, Ribuan Orang Masih Hilang
Dikutip Al Jazeera, dua bendungan di kota Derna jebol tak kuat menahan tekanan air.
Ada dua bendungan besar di hulu kota Derna.
Wakil Wali Kota Derna mengatakan satu di antara bendungan yang jebol sudah tidak dirawat sejak tahun 2002, sekitar 21 tahun, dikutip dari France24.
Ketika bendungan satu jebol, bendungan kedua pasti kewalahan menampung beban air.
Bendungan pertama memiliki tinggi sekira 70 meter, lapor Al Jazeera.
2. Bendungan Terbengkalai
Infrastruktur Libya banyak yang terbengkalai selama puluhan tahun.
Tidak ada infrastruktur yang diperbaiki sejak pemerintahan Muammar Gaddafi digulingkan dan tewas dalam pemberontakan yang didukung NATO pada 2011.
Baca juga: Dunia Hari Ini: Masih Banyak Warga Libya yang Hilang Akibat Banjir
3. Jutaan Meter Kubik Air Meluap
Air meluap dengan derasnya dari bendungan yang sudah kelebihan beban.
Kekuatan air makin meningkat karena perbedaan ketinggian antara bendungan pertama dan kedua.
Aliran kuat membawa air membanjiri kota Derna.
Air mengalir sekitar 12 kilometer dari puncak bendungan pertama sebelum mencapai laut.
Para ahli memperkirakan bahwa 30 juta meter kubik air dilepaskan ketika bendungan jebol.
Jumlah ini setara dengan 12.000 kolam renang ukuran Olimpiade, lapor Daily Mail.
Baca juga: MUI Anjurkan Semua Masjid Hari Ini Gelar Salat Gaib Doakan Korban Bencana di Maroko dan Libya
4. Seperempat Wilayah Derna Hancur Total
Menteri Penerbangan Sipil dan Anggota Komite Darurat pemerintah timur Libya, Hichem Chkiouat mengatakan seperempat wilayah kota Derna hancur total.
"Saya baru kembali dari Derna. Ini sangat berbahaya," kata Chkiouat, kepada Reuters.
"Saya tidak melebih-lebihkan, 25 persen kota ini telah hilang," kata Chkiouat.
Menurut keterangan para saksi dan rekaman video, seluruh lingkungan telah rata dengan tanah.
Bahkan gedung apartemen bertingkat yang tidak berada di sekitar sungai mengalami kerusakan parah dan setidaknya sebagian ambruk akibat kekuatan air yang merusak bendungan.
5. Korban Tewas dan Orang Hilang Capai Ribuan
Update terbaru yang dibagikan Al Jazeera, Bulan Sabit Merah Libya mengungkapkan 11.300 orang telah dipastikan tewas setelah Badai Daniel menghantam Libya pada Minggu (10/9/2023) dan Senin (11/9/2023).
Baca juga: Korban Tewas Banjir di Libya Capai 5.300 Orang, Jumlah Korban Diperkirakan 20.000 Orang
Beberapa jenazah mungkin hanyut ke laut bersama dengan rumah-rumah yang tersapu banjir bandang, dikutip dari CNN.
Ribuan orang lainnya masih hilang, dan jumlah korban tewas diperkirakan terus bertambah.
Proses pengambilan jenazah yang terdampar di pantai Derna terus berlanjut, seiring dengan meningkatnya jumlah korban tewas.
"Mayat-mayat tergeletak di mana-mana, di laut, lembah, bawah bangunan," ucap Chkiouat.
6. Memohon Bantuan Internasional
Pihak berwenang Libya telah meminta bantuan internasional.
Kini semakin banyak negara yang menjanjikan bantuan mereka.
Baca juga: Banjir Besar di Libya Timur Tewaskan Lebih 2.000 Orang, Bagaimana Nasib WNI?
Pihak berwenang telah mengerahkan alat berat, termasuk buldoser, untuk membantu operasi penyelamatan di Derna dan kota-kota lain.
7. Butuh Waktu Lama Perbaiki Kerusakan
Membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat banjir di kota Derna diperkirakan akan sulit dan memakan waktu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)