Soal Munisi Tandan, Putin Yakin Akan Digunakan Seluas-luasnya di Ukraina
Meski dilarang oleh dunia, Rusia bersikeras menggunakan munisi tandan dalam operasi militernya di Ukraina.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Meski dilarang oleh dunia, Ukraina bersikeras menggunakan munisi tandan dalam operasi militernya di Ukraina.
Pemakaian senjata ini juga dilakukan oleh Rusia membalas Ukraina yang sebelumnya juga menggunakan senjata klaster bantuan dari Amerika Serikat.
Saat bertemu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Ukraina juga menggunakan munisi tandan.
Baca juga: Jadi ‘Musuh’ Ukraina, Diktator Korut Kim Jong Un Masuk Daftar Pembunuhan Mirotvorets
"Mereka (munisi tandan) digunakan, dan dengan cara seluas mungkin," kata Putin.
Putin mengatakan ia telah berkali-kali mengomentarinya. "Tidak ada yang perlu saya tambahkan," ujarnya.
Masalah munisi tandan, menurutnya mencerminkan dengan sempurna apa yang terjadi di dunia secara keseluruhan.”
“Maksud saya adalah: ada satu negara yang menganggapnya luar biasa (maksudnya Amerika Serikat),” jelas Putin.
“Bahkan apa yang mereka anggap sebagai kejahatan, mereka mengambil kebebasan untuk melakukannya. Faktanya, AS menggunakan munisi tandan dalam kasus ini, dengan tangan Ukraina,” ujarnya.
Putin mencatat bahwa Washington menganggap penggunaan amunisi semacam itu sebagai kejahatan, namun pada saat yang sama "merasa bebas untuk melakukannya, dan ini adalah masalah utama hubungan internasional saat ini."
Ia yakin bahwa karena alasan inilah sebagian besar peserta komunikasi internasional bekerja sama dengan Rusia untuk menciptakan dunia multipolar, karena hampir tidak ada orang yang puas dengan keadaan seperti itu.
Baca juga: Situs Terkenal Ukraina Masukkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam Kill List
“Saya katakan ‘hampir’ karena bahkan negara-negara yang merupakan sekutu Amerika Serikat, saya jamin, juga tidak menyukai situasi ini. Mereka tidak suka diperlakukan sebagai figuran di belakang panggung,” kata Putin.
"Ya, sayangnya mereka menggunakan [munisi tandan]. Mereka sendiri menyebutnya sebagai kejahatan dan terus melakukannya," pungkas Putin.