Para Pemimpin Dunia akan Bertemu dalam Majelis Umum PBB, Ini 6 Hal yang Perlu Diketahui
Inilah 6 hal yang perlu diketahui tentang Majelis Umum PBB, pengertian hingga jadwal.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Setiap bulan September, para pemimpin dan delegasi dari seluruh dunia berkumpul di Markas Besar PBB di New York untuk membahas isu-isu paling mendesak saat ini.
Tahun ini, Sesi Majelis Umum PBB ke-78 dibuka pada 5 September 2023.
Segmen utama, yang secara resmi dikenal sebagai ‘Debat Umum’, dimulai pada 19 September.
Mengutip unric.org, berikut 6 hal yang perlu diketahui tentang agenda besar PBB ini.
1. Mejelis Umum, UNGA, dan Debat Umum, Apa bedanya?
Majelis Umum PBB, juga dikenal sebagai UNGA (United Nations General Assembly) adalah forum utama bagi seluruh 193 Anggota PBB untuk membahas masalah-masalah internasional sejalan dengan Piagam PBB.
Baca juga: Mengapa para pemimpin dunia bertemu dalam Majelis Umum PBB?
Majelis bertemu dalam sesi reguler dari September hingga Desember setiap tahunnya.
Pertemuan-pertemuan ini dilanjutkan pada Januari sampai semua permasalahan dalam agenda terselesaikan, yang seringkali terjadi tepat sebelum sesi berikutnya dimulai lagi pada September.
Antara tahun 2023 dan 2024, Majelis bertemu untuk yang ke-78 kalinya dalam UNGA 78.
Majelis ini resmi dibuka pada Selasa, 5 September 2023.
Sebagai bagian dari sesi tahunan Majelis, Debat Umum diadakan setiap bulan September yang biasanya dihadiri oleh Kepala Negara dan Pemerintahan.
Debat Umum tahun ini berlangsung pada Selasa, 19 September 2023 hingga Selasa, 26 September 2023.
2. Apa yang terjadi selama Debat Umum?
Debat Umum sebenarnya bukanlah sebuah debat.
Negara-negara Anggota bergiliran menyampaikan pidato dan diberikan hak menjawab bila diperlukan.
Mereka menggunakan kesempatan ini untuk mengangkat topik yang mencerminkan suatu isu penting bagi mereka.
Baca juga: Majelis Umum PBB Serukan Segera Diakhirinya Perang di Ukraina
Pada sesi ke-78 kali ini, tema debatnya adalah:
“Membangun kembali kepercayaan dan menghidupkan kembali solidaritas global: Mempercepat tindakan Agenda 2030 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menuju perdamaian, kemakmuran, kemajuan dan keberlanjutan untuk semua”.
3. Negara Anggota manakah yang berbicara pertama kali pada Debat Umum?
Sejak tahun-tahun awal Majelis Umum, negara pertama yang berbicara adalah Brasil.
Menurut Layanan Protokol dan Penghubung PBB, awalnya tidak ada seorang pun yang ingin menjadi yang pertama berbicara.
Tetapi Brasil beberapa kali menjadi negara pertama yang bicara, yang kemudian menjadi tradisi.
Amerika Serikat, sebagai tuan rumah, berada di urutan selanjutnya.
Urutan pembicara kemudian mengikuti algoritma kompleks yang mencerminkan tingkat keterwakilan, keseimbangan geografis, urutan pencatatan permintaan berbicara, dan pertimbangan lainnya.
4. Siapa lagi yang dapat berbicara pada Debat Umum?
Takhta Suci, Negara Palestina dan Uni Eropa diundang untuk berpartisipasi dalam Debat Umum dan slot bicara mereka ditentukan oleh tingkat keterwakilan.
Baca juga: Menlu Retno Pidato di Sidang Majelis Umum PBB, Singgung Kondisi Dunia yang Semakin Mengkhawatirkan
5. Berapa lama pidatonya?
Para pembicara diminta untuk menyelesaikan pidato mereka kurang dari 15 menit.
Namun para pemimpin dunia sering kali lebih dari itu.
Pidato terlama yang disampaikan selama Majelis Umum, sampai saat ini, disampaikan oleh Fidel Castro dari Kuba.
Ia berpidato selama empat setengah jam pada tahun 1960 (meskipun pidato tersebut tidak dilakukan pada Debat Umum).
6. Apa saja agenda lainnya?
Selain Debat Umum, minggu-minggu Mejelis Umum mencakup daftar panjang pertemuan dan acara sampingan.
Sesi ke-78 mencakup KTT SDG (18-19 September) yang meninjau implementasi Agenda 2030 dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Pada 20 September, akan diadakan dialog Tingkat Tinggi mengenai Pembiayaan Pembangunan, KTT Ambisi Iklim, dan pertemuan tingkat tinggi mengenai Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons Pandemi.
Pada 21 September, akan diadakan pertemuan persiapan KTT Masa Depan serta pertemuan tingkat tinggi mengenai Cakupan Kesehatan Universal.
Pada 22 September, diadakan pertemuan tingkat tinggi mengenai Pemberantasan Tuberkulosis.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)