Azerbaijan Klaim Kemenangan setelah Separatis Armenia yang Kuasai Karabakh Menyerah
Azerbaijan mengklaim kemenangan atas wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan, setelah pasukan separatis Armenia bersedia untuk menyerah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Pashinyan menghadapi kritik pedas di dalam negeri karena memberikan konsesi kepada Azerbaijan sejak kekalahannya pada tahun 2020.
Ia bersikeras bahwa pemerintahnya tidak terlibat dalam penyusunan perjanjian gencatan senjata terbaru kali ini.
Ribuan pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera wilayah separatis memblokir jalan utama di Yerevan, ketika polisi antihuru-hara melindungi gedung-gedung resmi.
“Kami kehilangan tanah air kami, kami kehilangan rakyat kami,” kata Sargis Hayats, seorang musisi berusia 20 tahun.
"Pashinyan harus pergi, waktu telah menunjukkan bahwa dia tidak bisa memerintah. Tidak ada yang memberinya mandat agar Karabakh menyerah,” katanya.
Tekanan Internasional
Baca juga: Populer Internasional: Armenia dan Azerbaijan Gencatan Senjata - Sosok Pemimpin Sikh yang Dibunuh
Pengumuman gencatan senjata muncul setelah Aliyev memperingatkan operasi militer akan terus berlanjut sampai kelompok separatis Armenia meletakkan senjata mereka, meskipun ada tekanan internasional untuk menghentikan pertempuran.
Pecahnya pertempuran terjadi ketika Rusia, yang merupakan perantara kekuasaan di wilayah tersebut, terjebak dan terganggu oleh perangnya terhadap Ukraina.
Namun pasukan penjaga perdamaian Rusia di sana tampaknya memainkan peran penting dalam membantu merundingkan gencatan senjata dan sekarang akan mengawasi pelaksanaannya.
Di sisi lain, Turki menyebut operasi Azerbaijan itu "dibenarkan."
Turki adalah sekutu bersejarah Azerbaijan yang mayoritas penduduknya sama-sama Muslim.
Turki memandang Armenia, yang sebagian besar beragama Kristen, sebagai salah satu saingan regional utamanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.